CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 21 April 2013

Catatan Kerja Praktek 2012 di Pertamina RU IV


Perjalanan ini mengawali kisahku pada masa  - masa yang baru kusadari, bahwa hidup beginilah adanya. Baru menyadari dan merasakan nilai – nilai yang ditanamkan dari ibu, bapak, keluargaku dan teman – temanku tersayang.
                Malam itu kian beranjak, pukul 21:00 WIB tepat, Giwangan kian menjauh deru mesin mobil itu menghantarkaku ke salah satu tempat paling selatan di pulau jawa, saat Jogja aku tinggalkan untuk sementara waktu dengan berbagai agenda yang belum sempat aku selesaikan, dengan berbagai target rencana – rencana yang terpaksa belum bisa aku penuhi. Namun 1 kewajiban yang pasti, ritual beli buku tiap bulan tidak boleh terlewatkan sedikitpun. Dan 3 buku menjadi pelengkap perjalanan ini.
                Nanar, mungkin baru tatapan kosong yang bisa dihadapi, hanya baru bisa menerka, menebak, mengira – ira apa yang harus aku lakukan nanti. Mungkin ini terkesan berlebihan, karena aku berpikir aku tak hanya akan membawa nama pribadi saja, ini menyangkut nama – nama yang menyokongku juga : almamater dan daerah asal. Rasa itu pasti ada. Aku harus melakukan apa di sana?
                Banyak mahasiswa dari berbagai penjuru datang kemari UI politeknik Malang, Surabaya PENDS, UNS, ITB, UGM, ITS, Unibraw, Unsoed, Undip dll, dan termasuk aku di dalamnya. Sempat aku berharap pada-Nya : “Rabb, di sini jangan pernah satukan aku dengan anggota kelompok dari ITB, ITS yang mendominasi. Aku belum siap... Dan kau tau apa yang Allah jawab? Ia menjawabnya dengan begitu bijak. Aku dipersatukan 1 kelompok dengan 2 orang mahasiswa ITB (teknik fisika) dan 1 orang mahasiswa ITS (teknik fisika), bukan yang lain. Teringat dahulu, sempat berdoa untuk masuk jurusan yang tidak banyak berbau fisika dan matematika, berharap bisa berkutat dengan biologi saja. Dan kini nyatanya? Elins kian melekat. (*lagian mengapa doaku seperti itu?)
               Rabb.. apa yang kau rencanakan? Mahasiswi Elins dari Jogja sebatang kara harus menghadapi mereka – mereka. Jujur, melihatnya saja aku sudah kadung sreem. Mengapa aku selalu mengingat “Aku bukan hanya membawa nama pribadi, tapi almamater dan daerahku juga terbawa.” Dan rasa – rasa itu semakin mengkhawatirkan, berusaha saja untuk tenang dan tetap menggali timbunan memori  mata kuliah yang pernah terlintas saat kuliah. Ya Allah, aku bersama mereka.. Hingga suatu hari, karena kepentingan penelitian, kelompok pun diganti. Plong..
(dan sungguh baru kini ku sadari, betapa teramat bodohnya doa yang telah ku panjatkan ketika itu. Bukankan dosen UGM telah mengajarkan yang sedemikian rupa hingga menjadikannya dalam kategori di atas rata - rata? Lagi - lagi masalah ketidak PeDe an, atau "njawanis")
Dia menjawab doa hambaNya dengan cara yang romantis…
                Bisa dibilang penempatan Kerja Praktek/Magang atau apalah yang sebenarnya aku lebih suka menyebutnya dengan kuliah praktek (karena memang masih banyak belajar di sana, belum merasakan posisi seperti selayaknya orang kerja), aku melihat cahaya baru, nama cerah yang baru aku tahu dan awalnya selalu membuatku bertanya – tanya. Ada apa dengan nama itu? Aku semakin ingin tahu, siapakah mereka bagaimana fungsinya. Facility Engineering menjawab semuanya, kata “engineer” yang mengingatkanku pada dialog pelajaran bahasa Jepang, saat itu ku berkata “jadi Enjinia di Pertamina”  . Ku pikir aku akan ditempatkan pas dengan bagian Electronic & instrumentation sesuai dengan prodi-ku, tapi HRD mem-plot-kan lain aku di teteapkan di FacEng. Selamat datang dunia instrumentasi, izinkan aku untuk mencintaimu..
              Facility Engineering merupakn salah satu unit yang ada di perusahaan yang aku tuju. Salah satu dari beberapa fungsinya yang aku ketahui adalah untuk merawat, menyiapkan, mengeksekusi dan memilih instrument mana yang harus digunakan, diwafatkan. So, unit ini memiliki perang sangat penting, mengingat dunia industry yang tidak akan pernah lepas dengan namanya instrument. Kesalahan sedikit bisa – bisa perusahaan akan menghilang dan manusia di dalamnya tak akan pernah ada lagi. Yeah, instrument.
 Fokusan yang aku dapat adalah di bagian Instrument  Maintenance Area,1 per satu  dari 4 area harus aku jelajahi. Dan kau tahu, aku harus masuk kilang. Kilang yang biasanya hanya bisa aku tatap dari sunyinya jalan Balongan, melihat kegagahannya aku hanya disa bergumam. Kapan aku bisa masuk ke area seperti itu?. Dan Allah menjawabnya, di tempat yang lain aku diberi kesempatan untuk masuk kilang dengan kapasitas produksi yang lebih besar, kurang lebih 60% untuk mencukupi kebutuhan BBM dan non BBM di negeri ini. Subhanallah..
             Perusahaan ini berfokus pada pengolahan dan produksi, jadi bukan lahannya untuk ngebor cari minyak, atau bongkar tanah untuk nyari batu bara, namanya juga Refinery Unit^^. 4  Maintenance Area yang ada di perusahaan itu terdiri dari : kilang minyak I (MA I) yang menangani pengolahan produksi aspal, gas elpiji dlsb,    kilang minyak II (MA II) diantaranya bisa menangani pengolahan minyak dari dalam dan luar negeri (Arab, Iran) dan di area tersebut terdapat furnace. Ya dapur yang akan memasaknya. Area III atau biasa di sebut utilities menjadi tempat favoritku, salah satunya karena musholanya paling oke Hahaha. Kau tahu dengan kapasitas pabrik yang begitu besar, tentu saja membutuhkan suplay listrik yang sangat besar pula, atau angin, gas yang digunakan untuk penggerak atau pemberi press juga sangat di butuhkan dalam industry ini, dan unit IIi ini yang akan menjawab kebutuhan itu. Air laut dengan proses yang cukup panjang bisa disulap sebagai steam yang akan menggerakan turbin, dengan proses lagi bisa menghasilkan listrik yang bisa memenuhi semuanya. Dan aku pun jatuh hati dengan unit Boiler (di jelasin nanti ya^^). Terakhir adalah bagian Paraxylene, control room nya mantap.
                     Seperti inikah dunia kerja? Disiplin Disiplin dan disiplin. Lewat dari jam 7, maka matahari akan memberikan  kehangatan dahsyat yang akan menimbulkan peluh. Artinya dengan area sebesar itu, kita harus berjalan kaki untuk sampai ke tempat yang kita tuju karena TERLAMBAT. Lain hal jika tepat waktu, bus perusahan akan siap sedia mengantar di area dalam kilang. 1 lagi perlengkapan Alat Pelindung Diri harus tetap diperhatikan. Disiplin. Safety. Keselamatan pekerja, keselamatan alat dan keselamatan proses.
               Baikalah, ini memang perjuangan ekstra lebih. Mengingat kaum adam yang banyak mendominasi di sini. Lagi – lagi harus ada penyesuaian. Cepat, cepat dan cepat. Kadang untuk mengimbangi langkah pembimbing lapangan, aku harus berlari – lari kecil utuk menyusulnya. Memasang pelindung telinga mungkin akan lebih rumit jika dibandingkan dengan mereka (kaum adam). Oke, tidak masalah, bukankan pimpinan tertinggi perusahaan ini yang notabene merupakan perusahaan BUMN terbesar adalah seorang wanita? Haha. Jangan mau mengalah dengan keadaan.
               Instrumen yang hampir pasti ada di setiap industry membuatku semakin membuka mata, Allah sangatlah adil. Dulu mungkin hanya pertanyaan – pertanyaan, umpatan kesal dengan materi kuliah yang horror. Ngapain susah – suasah? Kenapa harus belajar ini? Kenapa banyak banget sensor? Kenapa harus belajar pemrograman yang njimet? Kenapa harus belajar hukum – hukum arus listrik, magnet dll yang nyusahin? Kenapa harus belajar gerbang logika yang ngeselin? Kenapa harus belajar untai listrik? Kenapa harus belajar banyak banget tupukan teori instrumentasi industry? Dan pertanyaan paling dalam : Kenapa aku memilih Elektronika & Instrumentasi?. Kini terjawab sudah..
          Jangan pikir dunia pasca belajar di bangku kuliah / sekolah akan lebih simple daripada dulu saat kita ogah – ogahan masuk kelas, lab, bikin laporan. Beda, sangat berbeda. Tanggung jawab menuntut segalanya. Inovasi, kreasi, teknologi yang semakin pesat. Ya, saat mata terpejam untuk menikmati indahnya mimpi di siang bolong, mungkin orang di luar sana sudah menciptakan teknologi baru yang lebih mutakhir. Teori dan kenyataan sering tidak sama, tidak nyambung dan tidak sinkron. Itulah mengapa sebabnya manusia selalu membutuhkan manusia lain. Komunikasi adalah salah satu modal utama untuk menjalani hidup. Bicara ramah, tersenyum dan ucapkan terimakasih bukankan hal itu bisa memperbaiki keadaan?
          Indahnya mentari pukul 7, semburat sore, kilang, area kilang 70 pinggir pantai Nusakambangan telah mendamaikan. Bus perusahaan melaju dengan batas kecepatan 35 km/jam, meliuk liuk mengikuti jalan aspal area kilang untuk mengantarkan pekerja – pekerja pilihan. Deru mesin proses dan produksi tidak terdengar dari dalam bis. Well, bukankah sudah ada contoh Karen Agustiawan adalah GM Pertamina wanita pertama. So? (Senyuum^^)

~Allah sudah memberikan pada kita rute jalan masing - masing yang harus kita tempuh. Persipakan saja kapan kita harus menghadapi tikungan tajam, jalan yang berkelok - kelok, jalan landai, jalan mendaki ataupun turunan tajam~



 

.:Bersama ke 4 Srikandi Elins: Maylia, Wida, Icha dan Nias:.

2 komentar:

  1. asalamualaikum wr.wb :)
    salam kenal mbak.mbak aku adalah mahasiswa PTIK smester 6 diuniversitas putra indonesia "yptk" padang.
    sekarang aku juga lagi PLI dipertamina teluk kabung padang,sama kayak mbak,mbak boleh aku minta softcopy laporan PL mbak

    BalasHapus
  2. asalamualaikum wr.wb
    salam kenal mbak, saya indra mahasiswa ELINS'16.
    Saya sangat terkesan dan termotivasi dengan tulisan yang mbak maylia buat ini, semoga perjalanan dan kisah mbak ini dapat saya jadikan pedoman yang selalu menyadarkan saya arti sebuah jerih payah untuk mendapatkan sebuah "GOAL" yang di idam-idamkan :) .
    terima kasih mbak seukses selalu.

    BalasHapus