with SENYUM :) |
Berbicara tentang sahabat,
bagiku tidak akan pernah terlepas dengan sesosok rasa yang bernama cinta. Ya,
cinta. Begitu luas arti cinta, tapi banyak yang mempersempitnya hanya menjadi
sebongkah perasaan kepada sang kekasih. Sempit sekali rupanya. Cinta selalu
tulus memberi, terjadi secara otomatis tak bisa dibuat – buat ataupun
dipaksakan. Seperti yang Tere Liye
bilang bahwa terus memberi tanpa mencintai itu mudah, tapi dengan cinta kita
tak akan pernah bisa berhenti untuk memberi. Ajaib ya?
Berbicara tentang sahabat,
bagiku tidak akan terlepas dengan yang namanya doa. Doa yang selalu terpaut.
Doa yang selalu mengekspresikan kerinduan perjuangan bersama dan untuk sebuah
tujuan tertinggi, bertemu pada keadaan kekal nan abadi syurga-Nya. Pertemuan
indah di dunia yag ingin diakhirkan dalam kekekalan syurga, betapa luar
biasanya.
Kisah persahabatan yang syarat
akan cinta dan pengorbanan. Begitulah kisah persahabatan antara Abu Bakar dan
Rasulullah. Kisah yang mengharu – birukan setiap hati yang merasuk sekedar
untuk mencoba mendalaminya.
Suatu ketika saat perjalanan
ke Madinah, Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi dalan sebuah gua, Gua Tsur
namanya. Tempat tersebut bermedan sulit, dihimpit dengan bebatuan yang runcing
dan tajam sedangkan Rasulullah tak memakai alas kaki dan kaki beliau terluka
parah. Melihat kejadian tersebut, seorang Abu Bkaar yang lembut hatinya
membantu Rasulullah, menuntun dengan segala kegeloraan cintanya, dengan cinta
menuntun Rasulullah hingga sampai mulut gua. “Jangan engkau masuk, hingga aku
masuk terlebih dahulu.” Begitulah ucapan sang kesatria Abu Bakar untuk menjaga
keamanan sahabatnya, Rasulullah.
Abu Bakar yang sensitive
hatinya meraba – raba dinding gua. Beliau dapati tiga rongga yang ada dalam
dinding tersebut. Disobeknya kain baju yang melindungi tubuhnya untuk menutupi,
dan lubang yang lain ditutup dengan kedua kakinya karena khawatir dibalik
lubang itu tersembunyi binatang berbahaya. Kemudian Abu Bakar mengundang
Rasulullah untuk masuk, karena sangat letih Rasulullah pun tertidur.
Kekhawatiran Abu Bakar terbukti. Salah satu lubang yang ditutup
dengan kakiya, terdapat ular berbisa. Kaki beliau dipatuk oleh ular berbisa
itu.Dalam keadaan itu, Abu Bakar menahan dirinya dari segala pesakitan patukan
ular dan menahan kakinya tetap berada dalam lubang, agar ular tersebut tidak
keluar dan Rasulullah tetap aman. Sakit yang
begitu hebat yang tertahan,
serasa yang bekerja aktif hanya air mata tanpa suara dan peluh – peluh kecil
yang bermunculan dari dahi yang kemudian menetes, meneteskan air mata cinta ke
wajah Rasulullah. Rasulullah terkejut dan bangun dari tidurnya. Tentang Abu
Bakar yang merelakan kakinya untuk dipatuk ular dan juga menyobek bajunya demi
keamanan dan keselamatan sahabatnya, Rasulullah. Kemuliaannya telah
menghantarkan beliau untuk melihat wajah Allah. Subhanallah....
Berbicara tentang sahabat,
maka yang tergores dalam setiap bait karya kehidupan yang telah kau bukukan
adalah begitu banyaknya bab dan sub bab nya yang bercerita. Eksekusi dari
setiap hurufnya adalah pelajaran – pelajaran penting, mahal yang sangat berharga
bersama mereka.
Daftar isinya berisi keindahan – keindahan yang
kita lalui. Meski kita tahu, tak semua judul episode pada daftar isi tersebut
bukan keindahan, toh pada ujungnya kita akan merasa dan menyepakati bahwa semua
episode itu layak untuk dikenang dan dijadikan bahan pelajaran dan pengajaran
untuk kita bahkan untuk generasi kita
selanjutnya.
Tak terlau banyak tentang tinjauan pustaka,
karena memang telah Allah tetapkan dari dahulu kala bahwa kau akan mengenalku
dan ku akan mengenalmu kita saling mengenal, berhimpun menjadi satu ikatan
bersama – sama. Iya sahabat. Bukan pertemuan yang tak sengaja. Pertemuan ini
sudah Allah siapkan matang – matang. Walau kita tahu dalam setiap pertemuan
juga adalah sebuah janji perpisaan. Janji perpisahan dalam setiap pertemuan.
Benarlah sudah pada bagian pembahasan akan
banyak sekali yang kau tuang. Pembahasan tentang beragam karakternya,
pembahasan penyikapan masalah bersama – sama dengannya. Ah, bahkan setiap momen
bersama sahabatmu adalah suatu anugrah yang jika dituliskan dalam bait karya
kehidupanmu akan menggerogot beberapa persen rasa di hatimu. Iya sahabat.
Pembahasan tentang perjuangan.
Tentunya dalam bagian
kesimpulan, kau sendiri yanag akan menentukan. Akan bagaimana, apakah akan
happy ending reunian disurga, atau? Aku yakin masing – masing kita mempunyai
tujuan disetiap langkah yang akan kita pilih dan yang akan kita tempuh.
Begitulah sahabat. Yang selalu
Rasulullah ajarkan dalam sebuah ikatan tak terputus. Ikatan ukhuwah islamiyah.
Cinta yang terarah, yang ketika memandang wajahnya ingatan kita langsung bekerja
untuk mengingat Allah. Tak perlu waktu lama untuk bersamanya, karena saat kita
duduk bersama dengan waktu yang singkat kita bisa berbicara dengannya langsung
dari hati ke hati. Ya, hanya Allah yang telah menguatkan jalinan itu. Jalinan yang
kian menguat karena doa yang menjadi pengokohnya, aktivitas baik yang dilakukan
bersama sebaggai pengingatnya. Kerja syurga dan pertemuuan di syurga adalah
orientasinya.
Karena sahabat itu cinta...
Mencintai yang tak kan putus untuk memberi.
Karena sahabat itu cinta..
Mencintai yang tak kan putus untuk berkorban.
Karena sahhabat itu cinta..
Mencintai yang tak kan pernah putus lewat nasihat – nasihat pengukuh cintanya..
Karena sahabat itu cinta..
Mencintai yang tak kan pernah putus untuk mengingat Dia, Dia Sang Maha Cinta.
“Laa
yu’minu ahaddukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih.” Tidak beriman
seorang diantara kamu hingga mencntai saudaramu seperti kamu mencintai diri
sendiri.
“...Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bjaksana.” (Q.S. Al Anfal : 63)
_Bulan ke - 5