CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 06 Mei 2013

Dia



Angin mulai berlagu menggoda rerumput hijau yang terlewat. Suaranya merdu, namun jelas dendangganku adalah yang termerdu bagi dia. 

Aku pulang. Kurasa tempat ini adalah tempat terindah untuk tidurku, tempat tenyaman untuk berkencan dengan ilmu – ilmu baru, tempat bersua dengan kawanan awan dan satu dua pesawat yang ku pandang dari tirai jendela, tempat aku menganguk – angguk menyetujui kata – demi kata pada buku yang sangat aku apresiasi, tempat aku menikmati denting lagu yang ku dengarkan dari winamp sahabatku yang hitam, tempat ku curahkan segalanya dalam diary ku si warna hitam, tempat aku melatih kesabaran bersama corak warna – warni flannel untuk menghasilkan karya, walau bukan karya yang maha karya. Bahkan, ku jadikan tempat aku tertnduk menyesali semua perbuatanku yang sangat hina, dalam malamNya, yang aku rasa aku hanya ada bersamaNya.

Malam ini aku usahakan untuk berbeda dengan malam malam yang lalu. Biarlah aku rasa sama – sama lelah, sama –sama letih, sama – sama jenuh, sama – sama pungguung ini terasa nyeri. Tapi dalam hal lain sungguhlah harus berbeda. Biarkan aku berlari semakin jauh, menyusur sungai menuju muara, berkelana menjauh mengarungi samudra ilmu, memanjat tinggi tebing kejujuran, menembus waktu dengan optimisme, biarkan aku dapat dengan apa yang ingin aku dapatkan. Biarkan aku berlari untuk mengejar apa yang harus aku kejar. Biarkan aku genggam sendiri dengan tanganku bukan dengan tanganmu, dengan telapak tanganku bersama jari – jariku bersama darah yang mengalir di dalam sana untuk membersamainya. Bukan kamu. Tapi biarkanlah aku.. Jangan halangi, aku hanya ingin satu. Aku ingin dapatkan mimpi mimpiku. Bila mungkin, tidak hanya satu persatu, bila mungkin satu kayuhan akan melampaui pulau.

Aku tahu aku tak pernah sendiri. Ada Engkau yang selalu menemani setiap langkahku, ada doa – doanya yang selau menyertaiku, ada harapan – harannya yang selalu menyalakan bara apiku. Ada dia yang selalu mengingatkan betapa perjalananku masih sangat panjang. Ada dia yang selalu mengingatkan adalah waktu yang sangat terbatas untuk aku mengejarnya. Ada dia yang selalu mengingatkan betapa aku harus mendapatkannya. Ada dia yang selalu mengingatkan bahwa ada kerinduan dengan senyum bahagiaku. Dia yang selalu mengingatkan, dia yang selalu meyakinkan, dia yang selalu meneguhkan bahwa tak ada yang tak mungkin bagiNya. Ada dia yang selalu mengingatkan tegas, pundakku sangat kuat aku mampu menghadapi segalanya, karena harapan besar itu ada yang sangat berharap banyak padaku. Ada dia, ada dia, dia adalah bara ku, jika bukan aku yang mau menggapainya, lalu siapa lagi? Dia pasti akan pergi jauh jika aku acuhkannya. Dia pasti akan meninggalkanku sendiri lagi tanpa arah… Tapi selama akau memiliki dia. Memiliki dia yang selalu aku harap harapkan. Memiliki dia yang menjadikan tubuhku sinkron dengan jiwaku, aku akan tahu kemana aku melangkah. Dia adalah sangat teristimewa… Dia adalah sangat spesial.. Dia adalah yang sangat aku harapkan..
Dia adalah mimpi – mimpiku…. Dia adalah cita – citaku… Dialah salah satu teman yang setia dalam ku menyusuri jalan ini. Sangat setia membersamaiku, dengannya pula aku akan menuju dirinya dan diriNya.

Aku rasa hari ini tak sedingin biasanya. Karena kehangatan juangnya memenuhi ruang ini, menjadikan temperaturnya naik. Aku kepanasan, peluh ini menetes. Namun apalah arti semuanya jika aku bisa dapatkan lebih? Ngilu teramat, namun aku tak menjamin jika esok hari kaki ini bisa melangkah seperti biasa, apalah arti ngilu jika esok aku bisa berjalan lebih jauh untuk menggapainya? Letiiih.. letih yang teramat. Namun aku kembali ingat pada si dia dan Dia. Aku ingat aku punya tujuan dan hidupku tak sendiri, aku punya dia dan Dia.  Ini terasa sangaat suliiit, terasa sangat terhimpit maka sesekali aku memandang lewat kaca jedelaku,anak kecil itu mampu menyelesaikan masalahnya. Lalu apa alasannya aku tidak dapat menyelesaikannya?

Aku berbaring. Aku tau ini semua butuh pengorbanan….
Pengorbanan untuk mimpiku, untuk cita – citaku..
Aku tertidur. Maka esok akan aku genggam dengan telapak tanganku, jariku dan bersama darah yang mengalir bersamanya
Aku berlari. Maka aku yakin. Aku bisa.
Aku percaya. Maka akan aku segera persembahkan untukNya dan untukNya
Rabbku, Ibuku & Ayahku :)

~saat gerahnya semester 3, aku rindu pulang

2 komentar:

  1. keren :D salam kenal dek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ehehehe...
      iya mbaak.. salam kenal^^
      mba2 ugm kan ya? mehehehehe :D

      Hapus