Angin
mulai berlagu menggoda rerumput hijau yang terlewat. Suaranya merdu, namun
jelas dendangganku adalah yang termerdu bagi dia.
Aku pulang. Kurasa tempat
ini adalah tempat terindah untuk tidurku, tempat tenyaman untuk berkencan dengan
ilmu – ilmu baru, tempat bersua dengan kawanan awan dan satu dua pesawat yang
ku pandang dari tirai jendela, tempat aku menganguk – angguk menyetujui kata –
demi kata pada buku yang sangat aku apresiasi, tempat aku menikmati denting
lagu yang ku dengarkan dari winamp sahabatku yang hitam, tempat ku curahkan
segalanya dalam diary ku si warna hitam, tempat aku melatih kesabaran bersama
corak warna – warni flannel untuk menghasilkan karya, walau bukan karya yang
maha karya. Bahkan, ku jadikan tempat aku tertnduk menyesali semua perbuatanku
yang sangat hina, dalam malamNya, yang aku rasa aku hanya ada bersamaNya.
Malam ini aku usahakan
untuk berbeda dengan malam malam yang lalu. Biarlah aku rasa sama – sama lelah,
sama –sama letih, sama – sama jenuh, sama – sama pungguung ini terasa nyeri.
Tapi dalam hal lain sungguhlah harus berbeda. Biarkan aku berlari semakin jauh,
menyusur sungai menuju muara, berkelana menjauh mengarungi samudra ilmu,
memanjat tinggi tebing kejujuran, menembus waktu dengan optimisme, biarkan aku
dapat dengan apa yang ingin aku dapatkan. Biarkan aku berlari untuk mengejar
apa yang harus aku kejar. Biarkan aku genggam sendiri dengan tanganku bukan
dengan tanganmu, dengan telapak tanganku bersama jari – jariku bersama darah
yang mengalir di dalam sana untuk membersamainya. Bukan kamu. Tapi biarkanlah
aku.. Jangan halangi, aku hanya ingin satu. Aku ingin dapatkan mimpi mimpiku.
Bila mungkin, tidak hanya satu persatu, bila mungkin satu kayuhan akan
melampaui pulau.
Aku tahu aku tak pernah
sendiri. Ada Engkau yang selalu menemani setiap langkahku, ada doa – doanya
yang selau menyertaiku, ada harapan – harannya yang selalu menyalakan bara
apiku. Ada dia yang selalu mengingatkan betapa perjalananku masih sangat
panjang. Ada dia yang selalu mengingatkan adalah waktu yang sangat terbatas
untuk aku mengejarnya. Ada dia yang selalu mengingatkan betapa aku harus
mendapatkannya. Ada dia yang selalu mengingatkan bahwa ada kerinduan dengan
senyum bahagiaku. Dia yang selalu mengingatkan, dia yang selalu meyakinkan, dia
yang selalu meneguhkan bahwa tak ada yang tak mungkin bagiNya. Ada dia yang
selalu mengingatkan tegas, pundakku sangat kuat aku mampu menghadapi segalanya,
karena harapan besar itu ada yang sangat berharap banyak padaku. Ada dia, ada
dia, dia adalah bara ku, jika bukan aku yang mau menggapainya, lalu siapa lagi?
Dia pasti akan pergi jauh jika aku acuhkannya. Dia pasti akan meninggalkanku
sendiri lagi tanpa arah… Tapi selama akau memiliki dia. Memiliki dia yang
selalu aku harap harapkan. Memiliki dia yang menjadikan tubuhku sinkron dengan
jiwaku, aku akan tahu kemana aku melangkah. Dia adalah sangat teristimewa… Dia
adalah sangat spesial.. Dia adalah yang sangat aku harapkan..
Dia adalah mimpi –
mimpiku…. Dia adalah cita – citaku… Dialah salah satu teman yang setia dalam ku
menyusuri jalan ini. Sangat setia membersamaiku, dengannya pula aku akan menuju
dirinya dan diriNya.
Aku rasa hari ini tak
sedingin biasanya. Karena kehangatan juangnya memenuhi ruang ini, menjadikan
temperaturnya naik. Aku kepanasan, peluh ini menetes. Namun apalah arti
semuanya jika aku bisa dapatkan lebih? Ngilu teramat, namun aku tak menjamin
jika esok hari kaki ini bisa melangkah seperti biasa, apalah arti ngilu jika
esok aku bisa berjalan lebih jauh untuk menggapainya? Letiiih.. letih yang
teramat. Namun aku kembali ingat pada si dia dan Dia. Aku ingat aku punya
tujuan dan hidupku tak sendiri, aku punya dia dan Dia. Ini terasa sangaat
suliiit, terasa sangat terhimpit maka sesekali aku memandang lewat kaca
jedelaku,anak kecil itu mampu menyelesaikan masalahnya. Lalu apa alasannya aku
tidak dapat menyelesaikannya?
Aku berbaring. Aku tau ini
semua butuh pengorbanan….
Pengorbanan untuk mimpiku,
untuk cita – citaku..
Aku tertidur. Maka esok
akan aku genggam dengan telapak tanganku, jariku dan bersama darah yang
mengalir bersamanya
Aku berlari. Maka aku
yakin. Aku bisa.
Aku percaya. Maka akan aku
segera persembahkan untukNya dan untukNya
Rabbku, Ibuku & Ayahku
:)
~saat
gerahnya semester 3, aku rindu pulang
keren :D salam kenal dek
BalasHapusEhehehe...
Hapusiya mbaak.. salam kenal^^
mba2 ugm kan ya? mehehehehe :D