CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 26 September 2013

Menepi

Setelah jauh berlayar menyapa seantero samudera
Barulah kau bisa menepi untuk memeluk pantai
Sayangnya, mengembangkan layar-pun belum terlaksana
Lalu apa alasan-mu membahasakan dengan kata "menepi"?

Hey, kau belum beranjak
Inilah yang namanya jalan di tempat..

Pundakmu kemarin masih tegap menghadap kilau orang yang muncul dari ufuk timur
Ku kira kau sudah siap untuk meninggalkan jejak-mu di bibir pantai
Nyatanya tidak..
Apa kau terlalu nyaman dengan menatap nyiur yang berbaris di sini?

Tapak kaki yang tak kan pernah ku biarkan terhapus, walaupun kau tidak pernah menitipkannya.
Aku menjaganya, walau angin kan menghapus
Tapi di hatiku, itu tak kan pernah terjadi.
Aku berjanji

Pergilah..
Sehari dua hari tentu tak mengapa
Pergi, dan jangan bertahan diam disini

Jangan pernah katakan bahwa kau sedang "menepi"
Karena kita kan kembali.
Bersama..

Dengan mimpi yang sudah kita genggam
Dengan angin yang setuju dengan kesepakatan kita

Ingat janji kita.
Kita tidak akan pernah menepi, sebelum semuanya telah tertepati..
Maylia Putri
15:23 Jogja


Mengarungi samudra kehidupan, kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan,tada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah, tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan
 Allah kan menjadi saksi pengorbanan
(Bingkai Kehidupan, Shoutul Harokah)

 

Rabu, 25 September 2013

Refleksi | Konsistensi


Menurut KBBI Konsisten berarti: tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dengan ucapan. Kalau arti versi saya berarti konsisten adalah sifat yang tetap memegang teguh, artinya apapun yang terjadi dia masih akan tetap "dengan dunianya".

Menjadi pribadi yang konsisten memang sulit. Karena konsisten tidak akan pernah bisa berdiri sendiri, dia akan mengaitkan dirinya dengan sifat yang lainnya : sabar dan komitmen. Sabar untuk memegang teguh apa yang telah dicanangkan dan koitmen yang berati fokus dengan pilihan yang sudah diambil. Makannya, tak jarang seseorang akan mudah 'jatuh hati' kepada mereka yang bisa konsisten. Konsisten dengan apa yang diperbuat dan apa yang sudah diucap

Banyak pekerjaan yang terbengkalai karena jauhnya kita dari konsisten, dan itu bisa dipengaruhi banyak faktor. Tapi sebenarnya kita punya kekuatan terbesar dan kelemahan terhebat. Itu adalah diri kita sendiri. Sehebat apapun pupuk diberikan kepada haemanthus multiflorus (bunga desember), ya dia hanya akan mekar ketika bulan Desember, sekuat apapun guncangan kalau ada semut ketemu semut pasti dia akan salam - salaman juga. Mereka tetap teguh.

Pun dalam berbagai kehidupan kita. Seseorang yang sudah berhasil konsisten pasti hasilnya akan "berkelas". Konsisten, karena di dalamnya ada proses, proses panjang untuk menghasilkan "sebuah" atau "sesuatu". 
Seorang penemu bola pijar yang namanya tidak asing lagi muncul di berbagai buku IPA, beliau adalah Thomas Alva Edison. Kalau bukan karena ke-konsistensi-an nya dalam melakukan penelitan apakah akan ada nama beliau yang disebut - sebut dalam pelajaran sains? Lagi - lagi ada yang namanya konsisten yang terpaut dengan sabar dan komitmen.
Lalu bagaimanakah dengan seorang panglima perang hebat Muhammad Al Fatih dengan konsistensinya yang tidak pernah meninggalkan shalat malam semenjak beliau baligh sampai akhir hayatnya? Namanya harum dikenang oleh berimilyar manusia dan berlanjut ke genarsi - generasi selanjutnya. Ah,"bonus" dari Allah kepadanya pasti akan jauh melimpah ruah. Konsisten.

Dari ‘Aisyah binti Abi Bakr Ash-shiddiq –radhiallahu anhuma- berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : 
“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah 
amalan yang terus-menerus  dilakukan walaupun sedikit.” 
(HR Bukhari dan Muslim, dengan lafazh Muslim)
Konsisten dalam kebaikan apapun itu bentuknya  kemungkinan besar akan menjadikan kita pemilik "sesuatu" yang bisa "diunggulkan" atau bisa dibilang itu adalah "amalan unggulan" kita. Konsisten dalam menulis, konsisten dalam sedekah, konsisten dalam menghafal, konsisten dalam menyelesaikan urusan. 
Saya kira dalam urusan mencintai juga seseorang membutuhkan konsistensi, untuk membangun sebuah kepercayaan. Dengan komitmen janji suci dan kesabaran bersama dalam mengarunginya, konsistensi jiwa dan raga. *ealaah.. XD

Kalau masgun bilang dalam tumblr-nya :
"Konsistensi menentang aturan Tuhan yang sengaja kamu tumbuhkan , maka Tuhan pun akan konsisten dengan ucapan-Nya , bahwa janji dan ancamannya adalah benar."

Yok belajar konsisten, blajar brkomitmen dengan diri sendiri. Yok mari belajar sabar dalam berproses.



_minimal 1 pekan sekali posting tulisan
Entah mau seberantakan apapun, tetap menulis. Ahlinya fotografi Henri Cartier pernah berkata : Sepuluh ribu foto pertamamu adalah yang terburuk.”
Mungkin ini juga berlaku pada tulisan. Sepanjang belum 10.000 kali posting, berarti ini tulisan saya yang terburuk. Untuk bisa melampaui 10.000, maka kuncinya --> harus konsisten :D

Selamat pagi Jogja :)

sumber gambar : myyemayo.blogspot.com,  peerlessgolf.ca

Selasa, 24 September 2013

"Apa yang kamu (kalian) cari?"

Akhir - akhir ini saya banyak melakukan aktivitas "ngubek -ngubek" blog orang, "mondar - mandir" di akun sosmed orang. Dan saya berulang mempertanyakan :
"Sebenernya, apa sih yang kamu (kalian) cariiii?"
Mungkin karena saya nggak pernah berada di posisi itu. Jadi nggak bisa merasakan dengan sebenar - benarnya perasaan. Huoo. Atau memang karena saya nggak "sehebat" kalian, jadi otak saya masih "nggak nangkep" dengan apa yang kalian harapkan.

Bagi saya yang melihat pencapaian kalian dari luar etalase, kalian itu sudah teramat luar biasa. Kalian mendapatkan A, dimana itu merupakan keinginaaan (hampir) terbesar saya, tapi kalian kok malah mengharapkan yang lain, seakan - akan kalian terpaksa, masih setengah hati menjalaninya ?  Malah masih ngebayang - bayang kampus di sebelah kota pula. Aaaahhh, gemesssss. Pingin banget deh saya berkata :
"Udah kalian pergi aja, biar saya yang ngejalanin. Biar saya yang menyelesaikan tanpa setengah - setengah. Biar saya yang 'menikmati' ."

Hm.. ya ya ya. Karena saya udah nggak bakal bisa "mendapatkan", beberapa teman pernah menyarankan kepada saya :
"Yaudah sih, cari pendampingnya sama seeorang yang bisa menggenapkan cita - cita kamu aja."

Awalnya saya-pun berpikiran seprti itu. Tapi, alhamdulillah saya segera meralat diri. Nggak. Nggak pake nebeng profesi. Nggak mau, ogah banget !! Saya nggak akan pernah pembatasi hanya karena profesi. Hohoho. Siapapun, asal dengan standar yang oke *ngaca, emang situ udah oke (sambil nunjuk muka)* hoahm

Wuooo.. balik lagi. Jadiiii gimana iniiih sodara - sodara??? >.<
Jangan - jangan orang di luar sana banyak yang memposisikan saya seperti itu juga?
Ah iya, satu - satunya kunci :
B  E  R  S  Y  U  K  U  R

Dengan syukur hati menjadi tentram.. :)
Jagalah hati ini Rabb, untuk selalu ingat dan bersyukur kepada-Mu.
Rumput tetangga terlihat hijau. Namun saya punya pohon yang tidak hanya berwarna hijau, dia juga berbuah. Pohon itu bernama : SYUKUR
Semoga ya Allah,..


Apapun yang kita punya, apapun yang kita miliki, apapun yang kita peroleh.. semuanya adalah keindahan.. :D


sumber gambar : auliamukhtar.com



Senin, 23 September 2013

Sariawan

sumber gambar : kwangrincho.wordpress.com
Sariawan adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh manusia. Sariawan, yang nama medisnya disebut sebagai stomatitis aphtosa merupakan penyakit pada selaput lendir mulut. Akan terlihat seperti bercak putih kekuningan dan biasanya terlihat cekung di bagian tengahnya. Rasanya tau sendiri lah ya.. perih perih nyeri gitu laaahhh.. Ya namanya juga luka.

Oke, karena beberapa ini saya lagi sariawan termasuk hari ini lagi puncak - puncak perihnya maka saya akan nge-post tentang sariawan.. *apa hubungannya*

Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya sariawan yang sering biasa terjadi karena kegigit, makan terburu buru hingga salah gigit mangsa. Selain itu ada faktor lain yang bisa memicu sariawan misalnya  vitamin C dan zat besi, kawat gigi, stres dan depresi yang membuat mulut kering dan kondisi tubuh yang tidak prima.Faktor lainnya juga bisa jadi dari faktor kesehatan tubuh secara umum yaitu ada penyakit yang menadasari misalnya anemia, kelainan usus, kelainan darah (leukimia) atau penyakit sistemik lainnya.

Umumnya, lamanya sariawan bisa sekitar  7 – 14 hari dan bisa sembuh sendiri.Nah hati hati kalau sampai melewati batas 2 pekan.

Naaaah, untuk mengantisipasi datangnya rasa perih pada mulut (sariawan) tentunya bisa dijaga dengan menjaga kebersihan mulut (sikat gigi yang rutin), hati - hati kalau makan (jangan salah mangsa), hindari makanan yang bikin alergi, perbanyak konsumsi sayur dan buah dan jangan streeesssss!!! >.<

Huoo.. saya baru tau kalau ternyata stres juga bisa memicu munculnya sariawan. Hal tersebut pertama kali dikasih tau oleh dokter gigi, yang kebetulan saat saya kontrol seringnya saya lagi sariwan.
"Kamu lagi stres ya?" Beliau sempat nanya begitu
"Kok sariawan lagi? lagi banyak tugas? Beliau kembali menanyakan begitu

Hhh.. nggak tau-lah ini namanya stres atau bukan. Yang jelas sih, tugas lagi lumayan banyak. -,-

Semoga sakit di pojokan bibir ini dapat dijadikan pelajaran untuk jangan terlalu bawel & selalu mengontrol lisan. Semoga jadi penggugur dosa juga.. aamiin..

Minggu, 22 September 2013

Perkara Salah Jurusan #2

Setelah di bulan delapan kemarin saya posting tentang Perkara Salah Jurusan #1 saya mau melanjutkan kembali disini untuk episode yang kedua. Awalnya sih nggak ada rencana untuk bikin lanjutan. Tapi setelah saya datang kajian Manhaj Forsalamm di Masjid Mardliyah Ahad kemarin, saya jadi mikir kayaknya banyak poin penting dan satu yang paling "nendang" nyambung banget dengan tema yang saya tuliskan sebelumnya di Perkara Salah Jurusan #1.
Kajian kemarin membahas tentang ilmu. Dan itu rasanya menjadi hutang pribadi kalau saya belum nge-share buat tambahannya.. hehe. Hm, Insya Allah mau saya tunaikan di bawah ini..

Oke, mari mulakan dengan bismillah... :)

"Orang yang tidak suka terhaadap ilmu tertentu, bisa jadi secara langsung maupun tidak langsung tidak menyukai Allah, karna asal usul ilmu tersebut dari Allah."
Nah loh... astaghirullah. Mungkin kita (termasuk saya sendiri), sering mengatakan :
"Saya nggak suka dengan pelajaran X."
"Pelajaran Y bikin ngantuk, malesin."
"Susah amat sih, nybelin. Pantes aja nilai saya turun."

Astaghfirullah... ternyata kita sudah lalai bahwa semua ilmu sumbernya dari Allah... terus kita mau sebel - sebel-an gitu sama ilmu yang sumbernya dari Pencipta kita sendiri? Ah, betapa seringnya saya ngomong "nggak suka".
Apalagi nih kalau teman - teman yang merasa "salah jurusan", loading-nya agak lama dengan materi yang disampaikan. Yuk sama - sama jaga hati dan jaga lisan. Jangan sampai kita nggak suka (bahkan malah benci) dengan ilmu yang Allah turunkan. Bukankah ilmu itu sebagai tanda cinta? Dan kita harus mengejarnya dengan sungguh - sungguh.  

sumber gambar : founder.bangkatour.com
Dari kajian tersebut saya banyakan mengambil pelajaran. Selesaikan dengan sebaik mungkin terhadap jalan yang sudah terlanjur kita susuri. Jangan pernah mengeluh. Karena Allah sudah mempercayakan kepada kita, insya Allah kita MAMPU.
Untuk pembelajaran dan proses selanjutnya, pilihlah dalam mempelajari ilmu khusus sesuai dengan yang kita suka. Agar mengapai senang lebih ringan, menggapai ikhlas dngan lebih mudah.

Oh iya, saya juga mau menasihati diri sendiri dan mungkin jika teman - teman berkenan. Orientasi untuk menuntut ilmu (semacam sekolah/kuliah) alangkah baiknya bukan diorientasikan hanya untuk "supaya nyari kerjanya mudah". Jangan. jangan sampai. Carilah ilmu dengan sungguh - sungguh ingin memperoleh ilmu. Bukan belajar hanya untuk ujian, untuk dinilai.  "Pekerjaan" itu hanya bonus. Toh, semua makhluk juga sudah di jamin rizki - nya sama Allah. Dan siapa yang sungguh - sungguh juga insya Allah akan mendapatkan.
Yap, kembali lagi untuk meluruskan niat, menguatkan azzam..

Ilmu itu sejatinya akan diberikan Allah kepada siapa saja. Oleh karena itu sering - seringlah berdoa :
ربي زدني علماً وارزقني فهماً
Rabbi zidni ilma, warzuqni fahma

"Wahai tuhanku tambahkanlah kepadaku akan ilmu, dan kurniakan aku kefahaman."

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."(Al-Insyirah: 5-8)


*Astaghfirullah... sadar, kalau selama ini saya masih suka su'udzon sama Allah. Nggak yakin sama ketetapan Allah, nggak percaya dengan amanah yang dipercayakan Allah.. maaf ya Allah.. :(

Sabtu, 21 September 2013

Bubarkan Panitia !!

Judulnya ngeri ya? hehe.. nggak papa deh :3
Setelah kurang lebih 3 bulan-an ini  kita (panitia) berkutat dengan yang namanya Stadium General AAI yang pernah saya posting dulu ceritanya di SG AAI UGM 2013 | Cendekia Berkarakter Qur'ani (tapi kata mas Izhar namanya "Studium" bukan "Stadium"). Pagi tadi akhirnya kita membubarkan diri. Keh keh keh...

Ada 'fenomena' unik dari pembubaran acara tersebut. Sebenernya ini cerita pribadi aja sih. Jadi kalau nggak dibaca sampai selesai juga nggak apa - apa, nggak rugi. hihi
Ceritanya, setelah acara SG selesai.. Para OC dan eSCe ngumpul mau ngadain evaluasi. Kemudian ada yang mengusulkan kalau evaluasinya diadakan di tempat lain (saat itu mau di tempat pemancingan), diadakannya Sabtu depan. Oke.

Karena tadi pagi sebelum acara 'pembubaran' tersebut saya ada agenda, akhirnya saya memutuskan diri untuk menyusul saja ke lokasi. Terus, setelah agenda saya selesai saya tanya ke Ika, seorang akhwat lewat sms :
"Dek, sekarang dimana?"
Kemudian dia membalas : "Di jakal KM 9 mba, ke atas aja yang dekat danau teratai."

Saya mikir, mereka udah disanan "Lah, emang di rumah makan MK ada danau teratainya ya?"
Yowes, saya lanjut dengan naik motor pake ngebut ngebut. Untuk meyakinkan diri daripada kesasar saya tanya lagi ke salah seorang teman : "Ham, tmpatnya yang jakal km 9, belok kiri itu kan?". Dia juga mnjawab "iya". Oke, berarti benar. Sbelumnya saya sudah pernah sekali datang ke MK sama anak - anak elins :D
Ngebuuuuuutttttt... pas nyampe lokasi. Ngeekkk =___= kok parkirannya sepi ya? :O
"Mas, permisi.. danau teratainya sebelah mana ya? Ada rombongan anak UGM yang udah kesini belum?" Saya bertanya ke pelayan RM tersebut.
"Oh sebentar ya mbak saya tanyakan, tapi kayaknya nggak ada rombongan dari UGM. Saya telponkan ke MK satunya lagi yang di jakal atas." mas pelayannya menjawab ramah
"Oh iya monggo mas."
"Iya nggak ada nih mbak." Mas nya ngasih tau
"yaudah deh mas, saya tunggu teman - teman saya dulu ya, nanti mau kesini." 

Kemudian saya sms teman - teman. Ternyata mereka masih dijalan. Oalaaahhhh...
Kebetulan salah satu dari mereka sedang "ngerumpi" bareng di grup WA. Hebooh. Ternyata mereka nyasar. Tetiba HP saya di telpon, tapi suaranya kecil banget. Lah ini hape emang udah agak aneh... -__- Singkat cerita ternyata mereka nyasar. Katanya sih udah sampe KM 11. Zzzz
Krik krik krik

Hm, saya coba memberikan rute jalan. Lah ini sih yang ngajak siapa, yang nggak tau jalan siapa... haha
Setelah agak lama, tibalah mereka di depan MK. Saya sudah menyambutnya dengan maniss semanis gula XD. Dan... jeng jeng, akhwatnya cuma 2.. Ikhwannya sekitar 6. Lah ini yang lain kemanaaa??? Woooo.. perasaan panitianya banyak deh. Eh eh nggak boleh suudzon, kali aja mereka pada sibuk. Tuh bener kan, yang nggak datang itu pada sibukk...

Tapi tunggu deh, tiba - tiba kok para ikhwan ngeloyor pada mau pergi lagi?
"Kita pindah di tempat sebelah ya?" kata Mas Izhar sambil ngeloyor pergi.
Lah ini gimana dengan muka saya, tadi kan saya sempat bilang kalau mau nunggu temen (artinya mau makan di tempat itu). eh malah pada pergi.. Akhirnya dengan super kilat saya keluarin dehh si hansa (nama motor gue XD). Langsung capcuuussss.... Maaappin ya masss pelayan *udah terlanjur malu*

Hoahaha ini nih yang bikin rasanya mau jedotin kepala...
Hamdi bilang : "Sebenarnya maksudnya Mas Izhar itu mau makan di rumah makan S, tapi ingat namanya rumah makan MK."
Gubrak, ampuunn.. terus udah nyasar - nyasar lama, salah maksud, ninggal pergi.. haha sudahlah..
Semoga ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua :D :D :D :D

Yup, berada di tempat yang lebih tenang.. Evaluasi pun dimulai.. Evaluasi kali ini dihadiri oleh Ika, Septi, Mas Izhar, Hamdi, Mas Moco, Firman, Teguh, Mas Sigit (bos AAI UGM), dan saya sendiri. Eaaa.. kebanyakan yang datang malah para eSCe. Padahal panitia OC itu diambil dari masing - masing perwakilan fakultas masing - masing 2 orang..
Mau tau isi evaluasinya? Ada di catatan saya. hehe.. Rahasia. (lagian siapa pula yg mau tau). Hhaha.. emang tulisan saya kali ini kan udah dibilang di atas, kalau emang nggak penting.. :p
Yah, intinya sih yang namanya evluasi itu perbandingan dari idealita sama realita yang terjadi. Kemudian bisa mengambil pelajaran agar lebih baik untuk kedepannya.. :)

Naaaaah, selamaaat maaaakkkaaaaaann. Sttt, kita dibayarin loh. Ini yang bayarin siapa ya? Tapi yang jelas bukan duit AAI lah.. Jazakallah yang udah bayariiin ^_^
Jam 10:30 teng. Panitia dibubarkan.. alhamdulillah.. :D

Terimakasih untuk semuanya.. :)
Untuk UgeEm Madani

*Sekian*
Di rumah makan S, bareng Ika, Septi, Mas Izhar, Hamdi, Mas Moco, Firman, Teguh, Mas Sigit :D

Kamis, 19 September 2013

Save Egypt

Agustus 2013
Dokumentasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan  Save Egypt #IndonesiaLovesEgypt, KM 0 Yogyakarta






Cintailahi dia dengan diam, dari kejauhan

Saat rasa itu datang tanpa pengharapan
Periksalah, apakah rasa itu sudah memupus rasamu kepada-Nya?
Izinkanlah hati untuk merespon bertanya
Apakah rasa ini untuk mendatangkan ridho-Nya atau malah memancing murka-Nya?

Untuk sesosok rasa yang telah terkesan mengada - ada
Jika benar cinta itu bersumber karena-Nya
Maka biarkan ia mengalir bersama daun yang juga ikut mengalir menuju muara
Jika benar cinta itu karena-Nya
tak perlu menunggu untuk terjadi apa - apa dengan trgesa - gesa
Karena sejatinya Allah yang akan memulakan
dan Allah pulalah yang akan mengakhirkan.



Maka, apabila kelemahan kekurangan dan ketidakberdayaan masih menggantung jelas di pelupuk mata... Bersabarlah.. Berdoalah. Berpuasalah dan berusahalah..

Cukup cintailah dia dalam diam.
Tanpa perlu kata - kata indah yang kau cipta untuk kau bacakann kepadanya.
Tanpa perlu bingkisan warna warni untuk mem-booking isi hatinya
Cukup cintailah dia dalam diam
Dalam diammu, bukan berarti alam tak berbahasa
Cukup cintailah dia dalam diam
Agar dia tak perlu tau sampai saatnya dia tau

Cukup cintailah dia dari kejauhan
Tak perlu mendekat walau hanya menggeser jarak satu senti
Menjauhlah bukan karena kerapuhan
Menjauhlah untuk meraih kekuatan
Cukup cintailah ia dari kejauhan

Cintailah dia dengan diam dan dari kejauhan
Mencintai dengan sewajarnya..
Mencintai dengan seadanya
Bukan yang melebih - lebihkan
Bukan yang membual
Sederhana.. dengan diam dan dari kejauhan
Penduduk bumi tak perlu tau, biar penduduk langit saja yang ramai - ramai meng-aamiin-kan.

Karena tentu kisah Fatimah dan Ali adalah kisah yang terdamba di hati
Tapi sanggupkah jika harus menyejarahkan cinta seperti sejarah cinta Salman Al Farisi?

Karena siapa tau, hati mudah sekali di bolak - balikan.
Seperti halnya ketika rasa itu datang. Bukankah itu juga tak pernah terharapkan?
Pun ketika dia harus tergantikan.
Jagalah hati.. dengan kehati - hatianmu..
Sampai saatnya ia tiba bersama kebahagiaan yang hakiki.

Saat ini, cukup cintailah dia dengan diam dari kejauhan
Dengan biasa - biasa dan sederhana
Tanpa memaksakan untuk harus terbalas sama
Cukup diam.
Sesuatu di depan nanti akan terjadi.
Meskipun hanya diam.
Diam untuk menjaga kesucian diri, dan dari kejauhan untuk membentengi diri

“Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, 
pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.)

Rabu, 18 September 2013

Refleksi | Kemenangan



Jikalau kau merasa selalu dikalahkan oleh orang lain. Jikalau kau merasa tidak pernah menempati posisi beruntung seperti orang lain. Kau yang sudah bergerilya untuk segala inginmu, dan yang lain hanya iseng - iseng mencoba. Nyatanya dia yang berhasil!

Dalam banyak hal, banyak posisi kau merasa mengekor dibelakang tak pernah menjejak maju maupun bertumbuh untuk memuncak. Kalah dalam banyak hal semisal prestasi atau kemujuran - kemujuaran lainnya. Maka pergilah, perglilah sebentar ke tempat sepi dimana kamu bisa menyendiri sejenak. Meresapi dan merenungi.

Ini bukan perkara harus menjadikan diri menjadi yang nomor satu. Apa salahnya dengan nomor dua, tiga, ataupun seratus tiga puluh lima ribu dua ratus tujuh puluh? Apa salahnya? Ini bukan perlombaan. Sejatinya musuhmu adalah dirimu sendiri.

Tanyakan, mengapa ingin sekali kau menjejak posisi seperti orang lain? Tanyakan, mengapa kau ingin memiliki seperti apa yang dimiliki oleh orang lain? Tanyakan, mengapa kau iri dengan apa yang merka punya? Satu dua kali hingga berkali - kali tak terhingga kau membanding - bandingkan dirimu dengan yang lain. Menyakiti diri sendiri. Membunuh kepercayaan dirimu. Memupus segala kemungkinan - kemungkinan baik untuk dirimu.

Mari memposisikan diri. Semuanya adalah tentang diri kita sendiri. Bukan bagaimana cara untuk memposisikan diri agar kita juara satu di atas yang lain. Tidak. Tapi bagaimana cara kira menjadikan diri kita juara untuk diri sendiri. Minimal itu.

Membanding - bandingkan diri dengan orang lain kebanyakan yang ada hanyalah rasa sakit. Banyak tidak adilnya, terutama yang akan berimbas kepada diri sendiri.Terlupa bahawa semua manusia sudah tercipta sempurna. Masalahnya perbandingan - perbandingan yang kau koar - koar kan itu lebih banyak yang tidak pentingnya. Membandingkan kepandaian, membandingkan kecantikan, membandingkan ketampanan, membandingkan nasib dan kepemilikan barang. Ah, sudahlah...

Semua telah diposisikan seimbang sesuai dengan perannya. Tidak semua menjadi dokter, tidak semua menjadi pasien. Ada dokter karena ada pasien, dan demikian pasien yang membutuhkan jasa dari sang dokter. Semuanya saling berperan. Tak semuanya menjadi teknisi listrik, agar ada peranan lain yang mengurusi keuangan, pangan, hukum dll. Masing - masing kita menempati pos - pos jaga kita masing - masing.

Menjadi pemenang untuk diri sendiri tidak layak jika harus diukur dan diparameterkan dengan membentur - benturkan diri dengan nasib orang lain. Mungkin kau pernah bergumam :
"Aku sudah menginginkan itu sedari dulu, sedari yang kuinginkan belum terlintas olehnya. Tapi mengapa dia yang memperolehnya?"
" Aku sudah menyiapkan dan mengumpulkan info dengan sungguh - sungguh. Aku membagi info tersebut kepada dia, dia yang ku liat tidak sungguh - sungguh dan hanya "coba - coba" berhadiah. Tapi mengapa dia yang mendapatkannya?"

Sudahlah, mari kita berdamai diri.  Mari kita beternak kesungguhan dan membasmi segala putus asa. Bisa jadi kau telah lalai akan sikap dan sifat yang sudah mnjatuhkanmu sendiri. Mari mulai melawan malas, melunakkan benci hingga menjadi cinta. Kamu tergantung bagaimana kamu menyikapi. Setiap orang mempunyai potensi masing - masing. Toh, sudah ada Sang Maha Penilai yang tahu segalanya tentang kesungguhan dan setiap celah di hati kita. Berhenti menyakiti diri sendiri. Kita masih ada.. Sejatinya musuhmu adalah dirimu sendiri. Bersyukurlah...

Sementara di sana - sini masih ada yang sedang berjuang menjadi nomor satu di dunia. Di tempat lain ada pula yang sedang membentur - benturkan nasibnya dengan nasib orang lain.



Fa biayyi alaa'i Rabbi kum tukadzdzi ban
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”


Yogyakarta, 18 Februari 2013
I believe..


Photo from :  lensagaul.blogspot.com

 

Selasa, 17 September 2013

Pukul 6

Aku selalu suka
Pukul enam dimanapun berada
Aku selalu suka
Pukul enam dengan segala raut wajahnya
Aku selalu suka
Saat mau menemuinya, disambut derit pintu garasi
Saat menemuinya disambut mentari pagi

Aku selalu suka
Pukul enam yang selalu berhasil membuat terburu - buru
Dengan mengayuh atau sekarang dengan mengendarai matic
Aku selalu suka
Pukul enam dengan segala kesegarannya
Pukul enam dimana?
Di MIPA utara? Di hutan biologi? Di pascasarjana? Di mushola?
Aku selalu suka pukul enam

Aku kembali suka pukul enam
Sesisi waktu yang menyejarah
Sebelum kita kuliah, kita mengawalinya di pukul enam
Pukul enam, dengan tetes - tetes keputusan
Pukul enam, dengan hangatnya pemikiran - pemikiran

Pukul enam sepertinya sudah menjadi sahabat mata - mata kita untuk meliriknya di pergelangan tangan.
Pukul enam..
Apa aku harus meninggalkan pukul enam dengan kegiatan yang berbeda?
Aku terlanjur jatuh hati dengan segala yang ada di pukul enam.
Apa aku juga nanti  harus pergi saat pukul enam?

Aku suka, kembali suka dan tetap suka dengan pukul enam.
Lalu kita memulai dengan membaca basmallah..

*kangen syuro - syoro PH di pukul 6*




gambar dari sini : stattinskan.blogspot.com




Senin, 16 September 2013

Rumahku disini...

Ada yang bertanya :
- Kamu punya facebook, kenapa jarang update (bahkan terbilang nggak pernah) bikin tulisan di note?
- Kamu punya twitter, kenapa kamu nggak sering bikin kultwit?
- Kamu punya tumblr, kenapa kamu nggak (lagi) nulis disana?

Ah, ya ya ya.. Benar, banyak akun sosmed yang aku miliki. Dari yang singkat sampai bisa yang panjang untuk buat "pajangan huruf". Blog saja sebenarnya tidak hanya disini. Tapi aku sudah memutuskan dan memilih tempat ini yang menjadi "rumah tinggal"ku. Rumah tinggal yang terserah mau aku hias dengan rupa bunga apa saja. Rumah yang mau aku hias dengan bentuk sesuka-ku. Sederhana saja : Aku merasakan, dan aku membagi. Aku ingin menulis. Hingga suatu saat nanti beberapa tahun lagi, beberapa puluh tahun lagi aku bisa kembali membacanya. Mungkin sedikit tertawa ataupun terbahak - bahak pada akhirnya tentang segala sesuatu yang aku tulis maka itu tak mengapa. Aku bahagia karena aku pernah merasakan dan jemariku sudah kembali mencerita lewat laptop 4 April-ku. Atau ketika tiba saatnya, generasi penerusku akan membaca tulisan mama-nya. Semoga tidak mmemalukan ya, nak.. XD

Sejujurnya aku malu, aku juga minder (padahal harusnya nggak boleh minder ya). Ya apalah namanya, pokoknya akun - akun sosmed yang ber-friend-friend ria (misal : facebook, twitter, tumblr) aku merasa kurang nyaman menge-share segala sesuatu tulisan yang panjang x lebar x tinggi yang isinya keceriwisan, kebawelan dan macam polah tingkah lainnya. Aku lebih merasa nyaman di "rumah" ini.  Layaknya rumah biasa yang bisa untuk dikunjungi. Dikunjungi secara khusus. Dan laman yang kalian kunjungi ini semuanya tentang aku.

Dengan jumlah friend yang lumayan banyak di facebook (dan nggak semuanya kenal) membuatku hanya mengepost yang dirasa general dan penting - penting saja (padahal banyak gejenya juga sih). Di twitter, aku merasakan kurang leluasa menulis karena hanya dibatasi sebanyak karakter tertentu saja. Di tumblr, aku kembali merasa maluuuu. Following-nya rerata adalah orang yang sudah aku kenal dengan baik. Mau menumpahkan ekspresi ter-update ya malu juga, kali mereka membaca update-an itu. Di rumah ini, nggak semua orang juga "keberisiskan" dengan apa yang aku katakan. Bisa dibilang : Suka, silahkan lanjutkan. Tak suka, maka silahkan pergi.
Tulisanku biasa - biasa, sekedar hanya ingin menulis semaunya. Hmm, kalau begini terus kapan tulisanku bisa sebagus Anis Matta? =.=



Ya, akhirnya aku memilih untuk berlabuh disini. Memenuhi seluruh halaman dengan "tentangku". Jangan protes. Ini daerah teritorialku. Rumahku.. Jika kau tidak bosan, sering seringlah main ke "rumah" ku :)









Gambar : dari google

SPJ, LPJ. Stempel dan "Abdi Negara"


Adek tingkat baru aja cerita tentang mekanisme pencairan duit yang sulitnya ampun - ampunan. Duh, itu mah saya juga bingung. Lieur pisan perasaan ngurus begituan disini. Diawal katanya udah disepekati dapat dana “sekian”. Pas pencairannya kok ya susyaaah amat.. -___- 

Ini nih si biang kerok yang namanya SPJ, harus begini – bgitu – begini – begitu. Harus ada stempel toko + ttd nya lah, belum kalau salah ketik.. padahal ujung – ujungnya bikin LPJ juga penjabarannya ada di situ – situ juga, kan awalnya juga di muka udah deal disepakati dapat dana “sekian”. Eleuh eleuh..

Logikanya ya, tidak semua toko itu punya stempel. Contohnya : mau beli arang masa kudu beli ke supermarket? Itu mah biasa bertebarannya di pasar kalee, dan mereka pada nggak punya stempel. Ah, katanya titik titik titik kerakyataaaannn? Tapi mau belanja sama rakyat kecil (secara tidak langsung) ditolak (karena nggak ada cap stempelnya). Aduh, nasiiib..

Belum lagi, panitia biasanya bakal nombok. Mending serebu dua rebu, lah kalo acaranya jut – jutan, em em-an semacam acara gede gitu? Itu juga padahal bawa nama baik tempat bernaung bos besar kok.. Ngek, duit kosan aja belum dibayar tuh. Kesian.. Soalnya nih ya, duit baru bisa cair setelah ada nota dan SPJ yang udah di cap toko. Lah gimana bisa dapat nota kalau belum bayar? Duit siapa kaleeeee? Masak harus bilang ke emak gue kalau mau hutang buat nalangin acara ini itu? Beasiswa aja belum turun turun. Bendahara juga sering tekor gegara ngeprint SPJ yang tertolak. Yang tukang beli – beli juga bakal kena damprat bendahara kalau beli di toko nggak ada capnya. Bendahara kena damprat yang nerima SPJ, yang nerima SPJ kena damprat atasannya, atasannya ken damprat atasannya lagi, lagi lagi lagi lgi. Coret coret, tanda silang. Puk puk...

Terus gimana coba kalau udah terlanjur nggak ada cap? Duit nggak cair? Jangan salahkan kalau rakyat bawah pada bikin cap palsu atau semacamnya untuk proses pencairan uang. Yang sebnarnya duitnya itu bukan duit dia. Itu duit lembaga, itu duit acara. Tapi dia harus muter otak supaya duit panitia bisa balik & nggak nombok. Hayooh loohh, ini model pembelajaran macam manaaaa?. Akhirnya yang bisa keluar hanya “nggak mau tau, pokoknya kudu gitu”. Buseeettt,, gue buka jasa pembuatan stempel murah untuk semua toko aja kali yaa? Mungkin bisa laris manis :3 Alhamdulillah-nya kalau rakyat jelata orangnya pada baek – baek, jujur – jujur, zuhud..

Ini sebnernya kenapa sih? Sistem oh sistem. Rakyat bawah nurut aja dulu kali ya? Kalau yang atas gimana? *ngggggg*

Kunci sukses dimana – mana emang harus ada yang namanya KEJUJURAN dan kesabaran. Yah, gitu deh. Coba kalau dari awal semua makhluk bernama manusia itu jujur, kan imbas untuk manusia yang bergelut dengan keuangan sekarang  juga nggak bakal gini – gini amat nasibnya. Jujur dan saling percaya (eaaaaa).

Hoahmmm, semoga pemangku kebijakan dimanapun keberadaannya bisa dengan bijak memangku kebijakannya *apasih*. Jujur, jujur, jujur. Pertanggungjawaban bukan hanya sebatas dalam lembaran – lembaran SPJ dan LPJ. Laporan Pertanggungjawaban ke Allah itu yang utama.

Untuk bendahara di seluruh alam titik titik titik (yang katanya) kerakyatan, sabar ya. Semoga bisa jadi pelajaran buat kita ke depannya. Untuk selalu jujur, amanah dan TIDAK MEMPERSULIT rakyat jelata. Mari kita belajar, belajar dan belajar. Cukup jaman kita, semoga kedepan bisa jauh lebih baik.. :D


*mengnang satu tahun yang lalu saat masih sering “ngiketin” duit pake karet*

SG AAI UGM 2013 | Cendekia Berkarakter Qur'ani

Bismillah.. :)

     Stadium General Asistensi Agama Islam (SG AAI) merupakan acara pembuka untuk kegiatan AAI, yang bisa dibilang AAI merupakan kegiatan kepemanduan untuk menambah jam mata kuliah agama Islam di luar SKS yang sudah diambil .Biasanya dalam kurun waktu 4 tahun waktu normal masa studi S1, mahasiswa hanya mendapatkan 2 SKS untuk pelajaran agama "seumur hidupnya" di kampus, itu juga cuma satu semester (saja). Wah, padahal 24 jam hidup kita dalam sehari belum lagi kalau dikalkulasikan dengan jumlah umur hidup seseorang, kita tidak akan pernah lepas untuk "berurusan" dengan rutinitas keagamaan. Ah, katanya Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim? Tapi di kampus (kampus saya), kok cuma dibekali 2 SKS dalam satu semester pelajaran agama untuk  "seumur hidup" ? Hmm..
     2010 silam saya menjadi peserta AAI, yang nilai kehadiran dan ujiannya bisa mempengaruhi nilai mata pelajaran agama. Saya merasakan sesuatu yang berbeda dari AAI, walau sebnarnya mirip - mirip dengan kgiatan mentoring yang pernah diadakan oleh sekolah - sekolah di SMA pada umumnya, atau bisa dibilng juga seperti kajian perkelompok yang diadakan oleh aktivis rohis pada biasanya.
     AAI membuat pesertanya jauh lebih terkontrol (menurut pribadi saya sih begitu). Kok bisa? iyalah, dalam sepekan kita dikontrol amalan kesehariannya : sholatnya wajib berapa kali, shalat sunah berapa kali, tilawahnya berapa kali, infaqnya berapa kali dll. Minimal kita bisa malu lah melihat progres teman sebelah yang amalannya keren. Kan katanya : berlomba - lombalah dalam kebaikan.
     Asupan materi yang diberikan mbak pemandu juga bagaikan air di tengahnya gurun, hehe. Bayangkan deh, hati kita sudah gersang mikirin tugas, mikirin praktikum, mikirin ngejar nilai dan seabrek permasalahan duniawi lainnya, lalu  kita bisa kembali diluruskan niatnya, kembali diingatkan tujuannya, kembali diingatkan tentang bekal - bekal ilmu lainnya. Adem kan?
     Dikasih tau cara baca qur'an yang bener, dikasih tau cara shalat, bersuci, dll dimana ilmu - ilmu seperti itu merupakan ilmu yang sangat dasar yang harus diketahui oleh orang muslim. Contohnya begini : perempuan yang sudah baligh pastinya (bagi yang normal) mengalami yang namanya haidh/menstruasi. Nah, parahnya kalau nggak tau caranya mandi besar setelah menstrusi  gimana coba, dan seumur hidup dia bisa jadi nggak tau yang namanya mandi besar? Wah, bahaya kan? Yip, forum AAI bisa dijadikan salah satu solusinya. Kita bisa saling sharing, saling menasihati dan saling mengingatkan. Mana pemandunya perhatian - perhatian, sabar & sering bawa makanan lagi. Tsaahh. Oh iya, Jazakillah untuk mbak Alin sama mbak Hesti yang dulu pernah memandu saya di AAI, maafin mba kalau adeknya (saya) geje :p

= = =
Eh eh, tanggal 15 September kemarin acara SG AAI dilaksanakan untuk Gamada 2013. Tempatnya di maskam UGM. Tau maskam kan? itu loh yang sering di pakai jadi tempat walimahan *uhuk. Tema acaranya adalah (kurang lebih seperti ini, saya lupa bahasa lengkapnya) Membentuk Cendekia Berkarakter Qur'ani. Ada 3 kata kunci disana : CENDEKIA (ya namanya juga mahasiswa), BERKARAKTER, karakternya yang jelas adalah karakter QUR'ANI. Pengennya sih Gamada 2013 itu jadi sorang cendekia yang karakter qur'an-nya tersmat dalam dada, tercermin dalam tingkah lakunya.

Pembicara - pembicaranya cetar, badai ombak, membahana halilintar, kilat, petir, hujan, pelangi, terik, dahsyat (halaaahh alay) beliau adalah Ust Fatan Fantastik, penulis buku Bikin Belajar Selezat Coklat beliau adalah alumni Psikologi UGM dan Dr. Muhammad Nasih beliau (kalau nggak salah, semoga benar) adalah dosen pascasarjana ISIPOL Universitas Indonesia, pas saya dengerin MC ngomongin CV nya sih keren banget : hafidz dalam waktu 1.5 tahun, sama apalagi gitu.. takut kali saya salah ngomong. Pokonya yang pasti beliau keren - keren.Juga ada juga adk - adek dari Rumah Tahfidzku, pencetak para hafidz gitu. Saya malu liat adek - adeknya yang hafalnnya sudah kereennn.. -.- Aih, Gamada betapa beruntungnya kalian "selalu" dihadirkan pembicara yang kece - kece. :D



Waktu hari H, saya pake baju pink (nggak penting), kerjaannya geje. Pokonya bantuin (apa ngerusuhin) OC panitia SG. Panitianya oke - oke banget lah, PKP AAI nya jg perhatian, apalagi SC nya *ehm* (enggak penting). Niatnya pagi itu juga saya mau kultwit tentang materi yng disampaikan. Tapi... eh eh ternyata inet di hape lemot banget. Dan saya memutuskan menuliskannnya di note HP terus mau saya publish di blog (saja) biar nulisnya bisa sekalian ngoceh, kalau di twitter kan sempit dan terbatas ya? hehe :D Jadi kira - kira materinya seprti ini, saya tulis dengan bahasa "suka - suka gue" ya... (Bismillah dulu yook)^^

Pembicara pertama adalah Ust Fatan. Beliau menyampaikan banyak tentang yang namanya karakter (ya eyalah, anak psikologi gitu :D ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. 2).Karakter juga bisa bermakna "huruf". Tentunya karaker yang dibicarakan disini bukan karakter makna huruf ya.. Karakter itu pembeda, dan karakter itu dimulai / berawal dari rasa. Rasa yang tidak pernah bohong. Karakter juga bisa dibilang sebagai hasil dari bentuk kebiasaan. Untuk mengubah karkter seseorang dewasa diperlukan waktu sejumlah dengan jumlah usianya. Misalnya : umur saya 18 tahun, karakter saya ternyata Z dan mau dibubah agar karakternya jadi A, maka untuk membuat perubahan diperlukan pula waktu sejumlah 18 tahun. Jadi ketika umur saya 36 tahun karakter itu baru bisa berubah.
Nah, itu dia kenapa anak usia balita itu dibilang usia emas? Karena masa - masa itu adalah proses awal pembentukan karakter mereka, sebagai penentu juga bagaimana mereka kedepannya. Tentu saja itu tidak akan pernah luput dari peran serta orang tua. terutama peranan seorang ibu yang merupakan sekolah pertama bagi anak - anaknya. *Sudah sampai mana persiapan ilmu-nya? @,@*
Beliau (Ust Fatan) juga mengatakan : "Buat apa kuliah di UGM, kalau niatnya hanya untuk dapat selembar ijazah lulusan Gadjah Mada/" "Buat apa kuliah tinggi - tinggi kalau hanya untuk manjang - manjagin nama dengan embel - embel title kita?" *njleeebbbbbb (pake banget)* Ilmu, ilmu, ilmu seharusnya itu niatan yang patut kita perjuangkan. Bukan cuma sebatas kegiatan kuliah di dalam ruangan. Percaya deh, waktu saya KP (Kerja Praktek) hanya sedikit sekali aplikasi dari bangku kuliah yang digunakan..
Berbicara karakter dalam Islam, dengan karakter yang lain tentunya ada pembedanya yaiu : IMAN.  Sejauh mana orang tsb mempercayai dan mengindahkan perintah Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjahui segala bentuk yang dilarang olehNya. Kelak kita akan jadi pemimpin.

Al- Qur'an itu mampu melampaui cara berfikir manusia. Mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, lelaki mulia yang dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia dalam buku Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Michael H. Hart, 1978. Tentu saja itu tak lepas karena karakter yang melekat dalam diri Rasulullah, teladan yang sebaik baiknya teladan.

Al - Qur'an merupakan kitab suci yang sudah sepatutnya dan seharusnya dipercaya oleh umat Muhammad SAW, dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan, dan rujukan untuk keselamaan. Lantas, hal apa saja yang bisa menjadikan kita percaya pada al-qur'an? Apakah karena Islam kita adalah Islam karena keturunan? Ayo kita sama - sama mencari kebenaran. Bersyukurlah jika memang kita dilahirkan dari rahim keluarga muslim. Kita tidak harus bersusah payah mencari cahaya kebenaran seperti perjuangan para mualaf untuk menemukan jalan Allah. Berikut ujar Dr. M. Nasih tentang mengapa kita harus percaya terhadap Al- Qur'an : 

1. Al - Qur'an itu super PD (percaya diri)
    Hanya al - qur'an yang "menobatkan dirinya" tanpa kekurangan sedikitpun. Jauh beda jika dibandingkan dengan karya - karya tulis skripsi, tesis, disertasi atau buku manapun dimana pasti ada pembuka yang kurang lebihnya mengatakan "karya ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran untuk kemajuan dan perbaikan kedepannya." Al Qur'an itu PD, tidak ada sedikitpun pengantar/isi didalamnya untuk minta dikritik maupun diberi sumbang saran. Ya, karena ini memang langsung firman dari Allah.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” 
(Al - Baqarah : 2)

2. Al - Qur'an itu mukjizat
     Dahulu kala, al - qur'an diturunkan sesuai dengan "bahasa" kaumnya, artinya sesuai dengan "trend" saaat itu. Contoh pada masa Rasulullah, masyarakat pada saat itu adalah masyarakat penggila sastra, dan pada saat itu pula ayat pada Al - Qur'an memiliki rima yang sangat bagus, diksinya juga sangat tepat. Coba cek, contohnya ada di surat Al Ikhlas : belakangnya semuanya huruf D, surat An Nas : belakangnya semuanya huruf S, banyak juga terjadi di surat - surat lainnya. Jujur, saya sangat terkagum - kagum dengan terjemahan Al - Qur'an (mungkin pastinya saya akan jauh lebih takjub kalau saya pandai bhs Arab), kata - kata yang terpilih sangat indah disamping itu maknanya juga bukan sembarang makna. Maknanya dalam.
Dr. Nasih juga mengatakkan bahwa menurut sebuah penelitian Al - Qur'an adalah sesuatu yang paling mudah dihafalkan, karena berdasarkan penelitian tersebut Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling mudah muntuk dihafalkan.
Rabb.. sempatkan aku untuk bisa menjadi seorang hafidzah... aamiin..

3. Al - Qur'an diturunkan pada manusia / masyarakat yang ummi
    Seorang ummi bukanlah seorang yang bodoh.  Seorang ummi adalah orang yang cerdas, mereka mampu menghafal al - qur'an di luar kepala, dan karena dibantu pula dengan karakter bahasa Arab yang mudah untuk dihafalkan. Sedari duulu tradisi Islam adalah tradisi orang - orang cerdas. Kalau sekarang? *pertanyakan saja pada hatimu*

4. Temuan - temuan modern menunjukkan bahwa Al Qur'an Memang Benar
    Pada pembahasan AAI bab Islam dan Sains biasanya peserta akan diceritakan bahwa al - qur'an memang suatu kebenaran. Contohnya : lamanya waktu ibu mnyusui bayi selama 2 tahun, jumlah lapisan langit, proses pembentukan manusia, proses terjadinya hujan dan masiiiihhh banyak lainnya di bidang kedokteran. teknologi, sains dsb. Bukankah semuanya telah lebih dahulu difirmankan Allah dalam Al - Qur'an?

5. Cara berfikir dalam Al - Qur'an melampaui zamannya
    Artinya apa? Al qur'an masa berlakunya tidak akan pernah terbatas/ tidak akan ada masa untuk kadaluarsanya. Dari zaman baheula - ayeuna - sampai nanti kiamat al - qur'an tidak akan pernah ada revisi atau ada suatu pembaharuan. Kata - katanya tidak akan pernah diganti. Tetap seperti itu, tetap tiada keraguan dan tetap benar.
 
--Wallahu a'lam bi shawab..

Pemimpin yang Berkarakter Qur'ani

= = =


Ya Allah...
dengan Al - Quran
karuniakanlah kasih sayangMu kepada hamba
Jadikanlah Al- Quran sebagai imam, cahaya ,hidayah,dan sumber rahmat bagi hamba…
Ya Allah…
Ingatkanlah hamba
bila ada ayat yang hampa lupa mengingatnya..
Ajarkan pada hamba
ayat yang hamba bodoh memahaminya…
Karuniakanlah pada hamba kenikmatan membacanya,
sepanjang waktu,
baik tengah malam atau tengah hari…

= = =
Yuk ikut AAI, Asyik Akrab Islami^^
May.