Semacam kesal, tapi kesal ini bukan pada tempatnya
Semacam sebal, tapi sebal ini harusnya bukan diposisinya
Semacam sesak, tapi sesak ini karena alasan yang tak logis
Semacam resah, tapi entah resah ini akan dimuarakan kemana
Tapi tapi ini dalam. Dalam sekali...
Cukup. Aku tau jawabannya hanya dengan menunduk
Menundukkan hati!
Ah iya, aku ini siapa?
Aku hadir ada baru kemarin sore
Yang datang bukan sebagai ibunya
Yang datang bukan sebagai bapaknya
Yang datang bukan
pula saudara kandugnya
Yang datang juga bukan sebagai teman dekatnya
Atau malah jangan – jangan aku ini belum dinobatkan “datang”?
Mereka bilang : “Jangan terlalu perhatian.”
Ah iya memang benar. Aku ini bukan siapa – siapa..
Jutaan orang bahkan milyaran orang di luar sana memiliki hak
yang sama terhadap dia
Aku bukan siapa – siapa. Maka berlakulah seperti orang yang
bukan siapa – siapa.
Tapi... apa iya ini yang dinamakan dengan “perhatian”?
Ku rasa, aku dengan semua orang juga demikian adanya
Tapi, mengapa mereka merespon beda?
Ah sudahlah, aku memang bukan siapa – siapa.
Aku tau, aku bukan siapa – siapa
Dan aku tetap baik – baik dan tidak apa – apa..
“Katanya : Jangan terlalu perhatian. Ah, perhatian salah,
nggak perhatian apalagi.”
Baiklah, mungkin aku harus berhati – hati untuk mengartikan,
Berhati - hati juga mengalih bahasakan yang namanya : PERHATIAN
Bisakah kau mengajarkan-nya?
*sekian*
Gerah euy..
1/10 Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar