CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 28 November 2013

Kurang apa?


Berbagai peristiwa muncul ke permukaan. Dingkat dalam bentuk berita elektronik, surat kabar, maupun yang sering terlihat dalam keseharian. Harusnya itu menjadi cermin dan membuat kita bisa berkaca dari ujung kaki sampai puncak di kepala, tentang jiwa yang tersemat di dalamnya. Betapa Allah sangat sayang terhadap kita. Tapi sayangnya, cermin yang kita pakai hanya untuk melihat pantulan bayangan fisik. Lalu kita kemanakan sang jiwa?

Harusnya ini bisa menjadi pelajaran. Tentang diri yng seringkali protes tak terima akan segala sesuatu yang ditetapkan. Hey, percayalah jika semua keinginan harus terwujud saat itu juga, dalam "bentuk" yang diinginkan maka dunia ini pastilah akan terjadi kekacauan. Segalanya terbentur tak teratur. Maka dari itu, biarlah Allah Yang Maha Tahu yang akan mengatur segalanya. Toh, Insya Allah doa - doa kita terkabulkan ; dalam wujud yang kita minta, ditangguhkan, atau diganti dengan yang lebih baik. Bukankah itu suatu keadilan? Ingatlah Allah tidk akan pernah mempersulit hamba-Nya, hanya kita saja yang sering mempersulit diri dan merumitkan segala sesuatu yang sebenarnya sepele.

Ada satu titik dimana suatu keadaan menyadarkan kita : "Oh, ini toh mengapa Allah memilihkan saya dengan jalan seperti ini. Bukan seperti yang saya minta". Iya memang ada kalanya. Dan seorang penjaga hati sejati, dia akan selalu mengkondisikan hatinya dengan seribu satu macam alasan kebaikan bahwa segala sesuatu yang digariskan olehnya adalah tebaran hikmah dan taburan cinta yang Allah semai di dalam langit - langit hatinya. Persembahan iman terbaik dalam setiap kepalan semangat yang tergenggam dari kedua telapak tangannya.

Itulah mengapa Al - Qur'an mengajarkan untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong. Sebuah puncak penghambaan bahwa diri ini bukanlah siapa - siapa, dan tidak ada apa - apanya melainkan dengan kekuatan cita dari-Nya. Kehujanan sedikit kita bisa sakit, kepanasan sedikit kita bisa gelisah, dan saat kekurangan air kita bisa mati. Lalu kekuatan apa dari kita yang bisa untuk dibanggakan? Sedangkan sabar adalah benteng pertahanan yang paling kokoh untuk tetap menjaga, melindungi dan ekspresi terbaik saat dirundung duka maupun diberi bahagia. Sayangnya, kita cenderung suka dengan ketidaksabaran saat harus menghadapi sabar.

Yang terbaik, yang memberikan seribu satu alasan positif  tentang apa yang Allah beri. Percayalah suatu saat Allah akan menjawab bahkan mengungkap mengapa Allah memberikan "ini" bukan "itu", mengapa Allah memilihkan sesuatu yang kita mau. Ya ;  kepantasan, keselamatan dan kebaikan kita.

Media saat ini ramai oleh suatu kasus tentang sebuah profesi. Saya memetik hikmah dari yang telah berjalan ini. Allah begitu mencintai saya, hingga menjauhkan saya dari resiko yang akan merumitkan dan menyulitkan diri. Oleh karena itu Allah memberikan peta, dan memilihkan saya jalan yang lain, insya Allah ini adalah yang terbaik. Lalu kurang apa lagi?

 Maka nikamat Tuhamu yang manakah yang kamu dustakan?

Photo by allegrement.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar