CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 19 November 2013

Untuk besok

               Kamu tau, kamu adalah yang benar – benar aku tunggu. Membayangkanmu adalah suatu kebahagiaan. Satu dua hari menunggu hingga terjumlah menjadi minggu, minggu menjadi bulan. Aku menunggumu dengan tergesa – gesa sehingga waktu terasa mudah sekali datang, namun sukar sekali untuk beranjak. Cepat, namun nyatanya lama. Tapi itu dulu. Dulu ketika harapan kuncup untuk segera dimekarkan saja. Ya, dulu. Beda dengan sekarang.

                Bukan salah kamu, bukan salah siapapun —Ah dusta, buktinya aku masih saja menyalah – nyalahkan walau entah tepatnya kepada siapa. Tapi, tolong bantulah aku untuk tidak menyesali kamu, menyesali kamu yang akan datang esok karena sesuatu ataupun seseorang. Jangan buat aku benci kepada siapapun. Bantu aku.

Teruntuk hari esok yang sempat menjadi mimpi indah. Mungkin aku yang harus pergi sementara  untuk menghindar—ah betapa pengecutnya. Tetap bertemu denganmu namun dalam konsisi dan situasi yang lain. Bukan untuk menatapmu. Aku tak pernah menyanggupi.

Besok, tetaplah kamu ada. Muncul bersama mentari dan kembali terbenam yang akan digantikan rembulan. Entah panas terik, atau dingin hujan rintik. Esok aku akan tetap bersaamu, namun dalam tempat yang berbeda. Maaf, kamu terlalu menyilaukan.

Beberapa bulan lagi, aku akan kembali. Kembali menemuimu, menatapmu. Aku berjanji. Menemuimu, bukan untuk melarikan diri. Bantulah aku, dengan doamu. Agar esok – esok kedepan kita bisa segera bertemu dalam satu ruang dan waktu.

Esok, sampaikan kepada mereka untuk tdak mengecewakan kamu dan aku. Sampaikan juga bahwa inilah yang terbaik. Untuk esok, temuilah mereka dalam kebahagiaan.

Jogja, menjelang 20 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar