CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 19 Desember 2013

Istirahat

"Istirahatnya kaum muslimin adalah saat kaki kanannya meginjak surga."
Mengingat perkataan dari Imam Ahmad bin Hambal di atas, rasanya diri ini teramat malu. Belum -- belum membuat pertahanan kuat dari para iblis yang mau menggoda, kita sudah istirahat.
Kita? heh mungkin saya saja.
Jujur dari kemarin siang saya bosan.Bosan hanya berada di lantai 2 kosan. Saya istirahat, padahal kaki saya belum sampai surga. Saya istirahat,padahal banyak tugas yang belum tertunaiakan.
Saya istirahat.
Kejadian siang itu di depan kopma ugm.. ah sudahlah... Mungkin saya harus kursus menyebrang jalan dengan baik dan benar..
Bersyukur, dengan sakit ini semoga menjadi penggugur tumpukan dosa yang entah jika berwujud sudah setinggi apa. Jangan - jangan ini juga peringatan karena kaki saya sering berjalan di jalan yang salah.. Semoga diampuni..

.: Bosan, dikosan sendirian:.
Ternyata lari itu terbayang nikmat saat kaki sedang bermasalah..

.:Rindu kampus, dengan segala aktivitas di dalamnya

Kebaikan Kebaikan Kebaikan

Ah ya me-rivew kembali perjalanan di kampus ini sempat membuat hati  mengharu biru. Andai Allah tidak mempertemukanku dengan orang - orang baik disini, andai Allah tidak menjagaku dalam ikatan cinta bersama orang -orang baik, andai Allah menelantarkanku pada jalan yang tidak baik bagaimanakah jadinya?
Sungguh, saat mulai mendekati gerbang dunia kampus aku sempat khawatir, apakah nanti aku menjadi orang baik atau sebalikknya? Apakah aku akan dipertemukan dengan orang - orang baik? 
Maka nikmat Tuhanmu yang manalagikah  yang kamu dustakan?
Nikmat tiada tara, Allah menitipkanku kepada mereka yang terutus. Mereka orang - orang baik. Ah Allah, betapa malunya aku jika dibandingkan dengan mereka ; ibadahnya, shalih/ah-nya, akhlaknya, perhatiannya, sabarnya serta segala kebaikan yang ada pada dirinya. Sungguh diri ini merasa sangat kerdil. Jauh berbeda. Aku tidak sebaik mereka, tapi aku percaya walaupun belum ikut menjual minyak wangi, ketika aku ikut bergaul dengannya maka aroma wangi bisa saja tersinggah dalam diri. Terimakasih Allah, kesempatan itu membuat aku mengerti tentang arti saudara seiman, saudara seperjuangan. Meski sekali lagi aku masih sangat jauh dengan mereka.

Baru kemarin rasanya, hiruk pikuk akobang lantai 2 ramai - ramai membuat bunga untuk amunisi pemenangan mas yanu. Iya baru kemarin. Akhwat - akhwat tidur larut malam berkawan dengan kertas, lem dan batang lidi.Hehe.. Waktu cepat sekali berjalan rupanya. Tahun ini hajatannya angkatan 2010. Hajatan untuk pemenangan Dzikri. Lagi -lagi akobang kebagian untuk membuat bunga. :)
Allah, entah aku harus berkata apa dan bagaimana..Betapa shalih dan shalihahnya mereka. Segala yang diusung adalah demi kebaikan dan dengan kebaikan. Tidak terima praktik curang. Mereka mengejar berkah. Ya keberkahan. Mereka mengejar kebaikan ya Allah.. Mabitnya tilawahnya qiyamul lail-nya shaumnya. Ya Rabbi... hati mereka terbuat dari apa?

Dari mereka juga aku mulai belajar bahwa benci tidak boleh dibalas benci. Balaslah benci dengan cinta. Mungkin saja dengan balasan cinta, seseorang atau sekelompok orang yang tadinya benci akan mulai mengenal dan juga merasakan cinta.
Tak kurang - kurangnya ada saja yang mengingatkan,seakan itu adalah alarm yang sudah di set untuk selalu mengingatkan. "Ayo jangan lupa perbanyak istighfar, barangkali ada kesengajaan maupun ketidaksengajaan hingga membuat usaha kita menjadi tidak berkah." Subhanallah...

Anugerahkan kepada kami pemimpin yang sholih dan amanah ya Allah...
Kebaikan kebaikan kebaikan
Cinta cinta cinta
Untuk-Mu

Apapun yang terjadi, semoga Allah ridha dengan jalan ini...

#menunggu perhitungan suara Capresma BEM 2014

Sabtu, 07 Desember 2013

Memilih Presma BEM KM UGM 2014

Memimpin adalah suatu keniscayaan bagi manusia, karena pada hakikatnya seorang manusia diciptakan selain untuk beribadah patuh pada peritah Tuhan, juga untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin dari cakupan mikro untuk memimpin diri sendiri hingga cakupan lainnya yang lebih luas.
 
PEMIRA (Pemilihan Mahasiswa Raya), salah satu hajatan rutin setiap tahunnya yang diadakan kampus Gadjah Mada untuk memilih satu perwakilan mahasiswa sebagai presiden mahasiswa (presma), pemimpin BEM KM UGM. Bulan – bulan penghujung tahun menjadi momen yang istimewa dengan adanya persiapan – persiapan yang dilakukan oleh masing – masing partai untuk mengusung kandidat calon presiden juga berbagai persiapan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) untuk menyukseskan Pemira dan puncaaknya tiba saat masa pemilihan raya.

Memasuki bulan Desember aroma pesta demokrasi kampus Gadjah Mada semakin tercium. Agenda – agenda kampanye keliling fakultas dengan KPRM sebagai fasilitator menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa, mengingat kampus adalah miniatur dari sebuah negara. Dan proses belajar itu ada disini, di kampus Gadjah Mada. Agar saatnya nanti jika sudah waktunya terjun dalam masyarakat dan negara, paling tidak simulasinya sudah pernah didapatkan ketika masih berada di kampus. Dengan demikian, sudah seharusnya simulasi untuk pendidikan politik ini dikawal dengan sehat, sportif dan bermartabat.

Pemimpin merupakan sosok penting dalam sebuah lembaga atau oraganisasi. Seorang pemimpin-lah yang akan membawa bagaimana nasib lembaga dan masyarakat yang dipimpin ;  dengan program kerjanya, dengan totalitas kinerjanya.

Oleh karena itu, sebelum menentukan sebuah nama untuk dipilih sebagai pemimpin, alangkah lebih baiknya jika kita menempuh proses pengenalan dulu terhadap diri masing – masing calon.
 
      1. Kenali visi misinya
Visi dan misi merupakan goal yang ingin dicapai dari si pembuat visi dan misi tersebut. Oleh karena itu kita harus tahu capaian apa yang diinginkan oleh calon pemimpin kita. Apakah sesuai dengan kebutuhan? Apakah sejalan dengan keinginan masyarakat? Apakah realistis? Karena visi dan misi-lah yang akan dijadikan sebagai spirit untuk totalitas mengabdi --sebuah tujuan yang harus dicapai        
     
       2. Mencari tahu track record-nya
Jejak perjalanan masa lalu dari seorang calon pemimpin sangat dapat dijadikan sebagi pertimbangan dalam memilih. Rekam jejak organisasi atau kepanitian yang telah diikuti dapat diijadikan parameter keprofesionalannya dalam memimpin, kepiawaiannya dalam menyikapi masalah secara baik dan luwes. Karena sudah tentu dalam berbagai macam kegiatan organisasi atau kepanitian yang diikuti otomatis telah menempa dirinya menjadi orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan amanah, terbiasa dalam memimpin, dan berujung pada sebuah pembentukan mental dan kepribadian pemimpin sejati.
      
       3. Kenali pribadinya
Kepribadian natural yang tidak dimanipulasi dengan berbagai macam kepalsuan adalah kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin sejati. Orang baik yang sebenarnya akan tetap dinilai baik oleh orang lain tanpa harus mendeklarasikan dan menyatakan bahwa dirinya adalah orang baik.

   Melihat kebaikan pribadi seseorang sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan melihat kebiasaan dia (calon – calon pemimpin kita) berhubungan dengan Pencipta-Nya.  Bagaimana kesahariannya dalam mengamalkan ajaran agama, sikapnya, tingkahnya, perilakunya sudah tentu juga akhlaknya. Sudah menjadi hal lumrah (bahkan memang begitu adanya) ketika seseorang sudah berhubungan dekat dengan Tuhan-Nya, maka dia akan bertindak baik terhadap sesamanya, berperilaku baik kepada sesamanya karena hal tersebut merupakan bentuk ketaatan dari seorang hamba kepada PenciptaNya.
    Mencari tahu kepribadian seseorang dapat juga dilakukan dengan mengetahui siapa saja teman – teman baiknyanya dan bagaimana pula akhlak teman – teman baiknya

“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Sukseskan PEMIRA 2013 dengan capresma nomor urut  1 Dzikri Asykarullah (FISIPOL 2010), dan capresma nomor urut 2 Adhitya Herwin (F.Pertanian 2010). Bukan untuk tidak tau, atau bahkan untuk pura – pura tidak tahu. Ayo peduli, kenali calon – calon presiden mahasiswamu. Mari berpartisipasi, dan katakan tidak untuk tidak memilih!


Selasa, 03 Desember 2013

Sikap BEM KM UGM tentang Pekan Kondom Nasional

Berikut adalah potongan status facebook presiden mahasiswa BEM KM UGM Yanuar Rizki Pahlevi (T, Fisika 2009) mengenai kasus bagi - bagi kondom gratis dan desas - desus bus merah "bergambar wanita" yang berada di kampus UGM :
1. dari beberapa mahasiswa, mengakui menerima kondom gratis saat berada diarea UGM. bahkan menurut pengakuan, saat diberikan kondom sempat disampaikan,"ini Mas kondom gratis, boleh dicoba sama pacarnya.."

2. terkait bus yang katanya masuk UGM, ini SALAH. bus kondom tidak masuk kampus, dan bus yang dilihat beberapa orang bukanlah bus merah bergambar perempuan yang katanya titisan Ratu Pantai Selatan itu.

3. setelah saya konfirmasi ke rektorat, alhamdulillaah, pihak rektorat tidak tahu menahu. maka patut kita duga yang menyebarkan kondom gratis itu tidak mendapatkan izin berkegiatan.

saran kami, kita civitas akademika UGM punya tanggung jawab membersihkan nama baik kampus. kita sampaikan ke khalayak, #KamiAntiFreeSex

Postingan saya sebelumnya dengan judul  Pekan Kondom Nasional (PKN) --> Fasilitasi Zina sudah saya ralat (dengan menghapus satu paragraf tentang keberadaan mobil bus merah dengan background "seorang wanita"). Alhamdulillah setelah dicari dan ditelusuri bus dengan gambar itu tidak ada di kampus UGM..
#UGMBermoral #IndonesiaBermartabat

Saya tergelitik dengan status salah satu teman saya :
"Wahai pemimpin negara. Kasihan ya engkau. Capek-capek bikin kebijakan malah dihujat banyak orang. Capek-capek rapat hasilnya malah ditentang. Hmff, ya emang hidup kudu sabar. Semoga bertambah orang-orang baik di kursi pemegang kebijakan." (Albistamy)
Siapkan generasi terbaik untuk negeri..:)
Semoga bertambah orang-orang baik di kursi pemegang kebijakan..^^

Minggu, 01 Desember 2013

Pekan Kondom Nasional (PKN) --> Fasilitasi Zina

Pekan Kondom Nasional (PKN)  mulai dilancarkan dari tanggal 1 Desember (bertepatan dengan hari AIDS sedunia) hingga nanti sampai  tanggal 7 Desember yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) merupkan sesuatu yang sangat menggelikan.

Terang saja saya katakan menggelikan. Kegiatan PKN tersebut dilakukan untuk mengkampanyekan bahaya dan pencegahan HIV/AIDS tapi caranya dengan membagikan kondom gratis kepada pemuda - pemuda. Hal ini saya katakan semacam "gali lubang tutup lubang". Oke HIV/AIDS  merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan bisa menular salah satunya dari hubungan sex, dan menkes memilih langkah untuk melakukan pencegahan guna juga untuk menekan penambahan orang yang terjangkit penyakit tersebut. Saya sepakat jika HIV/AIDS memang perlu di cegah. Namun sayangnya, masalah itu tidak hanya bisa selesai dengan memberikan masalah yang baru. Dengan cara bagi - bagi kondom.

Bagi - bagi kondom secara gratis di kalangan mahasiswa di sekitaran kampus ataupun pemuda - pemuda lainnya menurut hemat saya itu adalah bentuk rambu - rambu hijau kebebasan bahwa mereka diperbolehkan berhubungan sebelum menikah asal menggunakan kondom. Bahasa lainnya "silahkan free sex, asal aman (pakai kondom)". Kondom memang bukan barang terlarang, tapi kalau dibagi - bagikan gratis begitu tentu saja bisa memicu untuk melakukann hal terlarang. Astaghfitrullah...
Daaan.. kampus UGM tidak terlewat dari kegiatan itu. Beberapa teman (laki - laki) mengaku saat melewati bundaran UGM (gerbang utama) meraka diberi kondom.. -__- 


Saya rasa seluruh agama manapun tidak ada yang memperbolehkan seseorang untuk melakukan tindakan sex bebas. Dan agama saya Islam pembawa rahaat bagi seluruh alam telah memberikan solusi di dalam Al - Qur'an dan As - Sunnah. Agama adalah pondasi dasar untuk mengokohkan jiwa - jiwa yang ada dalam diri manusia. Begitu menyeluruhnya Islam. Segala sesuatunya sudah ada tuntunannya, sudah ada aturannya. Dari doa dan adab tidur, makan, bepergian, mengenakan pakaian, masuk / keluar toilet, memuliakan tamu, memuliakan orang tua, hingga doa adab dan etika dalam "berhubungan" pun dijelaskan. Subhanallah..

Jika pondasi tersebut sudah kokoh terpatri dalam jiwa dan selaras dengan perbuatannya tentu saja hal - hal yang tidak diinginkan itu niscaya tidak akan terjadi. Lalu kenapa masih dengan cara bagi - bagi kondom gratis? Mengapa tidak mencanangkan aktivitas pengokohan pondasi dengan ajaran - ajaran agama, ketaatan beribadah dan belajar norma - norma bermasyarakat? Lalu dibuat program kampanye, seminar atau penyuluhan tentag bahaya HIV/AIDS. Gunakan media - media swasta atau milik pemerintah secara masif untuk mengkampanyekan kegiatan ini, bukan hanya diisi untuk kepentingan "golongan saja". Bila perlu tambahkan ke dalam kurikulum mata pelajran.   Saya rasa itu jauh lebih mencerdaskan. Pemuda - pemuda sekarang adalah calon pemimpin masa depan. Jangan rusak mereka dengan kebiadaban moral dan keruntuhan etika, Jangan jauhkan mereka dari penciptaNya.
"…Tidaklah tampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani terang-terangan melakukannya, melainkan akan menyebar di tengah mereka penyakit tha’un dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang telah lalu…” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim, al-Baihaqi)
Masyarakat butuh dicerdaskan, bukan hanya diberikan solusi jadi (walaupun sebenarnya tindakan bagi kondom bagi saya bukan solusi). Ya, bagi kondom sama saja dengan memfasilitasi orang yang mau berbuat zina. Saat tataran keluarga sudah  rusak, bagaimana mungkin bisa kita untuk mengurusi negara?
#TolakPKN #TolakKondomisasi

Indonesia, saya punya harapan besar dengan negeri tempat kelahiran saya ini...
Berilah petunjuk dan anugerahkan jalan yang lurus kepada kami dan pemimpin - pemimpin kami ya Allah...

Maylia Putri