CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 07 Desember 2013

Memilih Presma BEM KM UGM 2014

Memimpin adalah suatu keniscayaan bagi manusia, karena pada hakikatnya seorang manusia diciptakan selain untuk beribadah patuh pada peritah Tuhan, juga untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin dari cakupan mikro untuk memimpin diri sendiri hingga cakupan lainnya yang lebih luas.
 
PEMIRA (Pemilihan Mahasiswa Raya), salah satu hajatan rutin setiap tahunnya yang diadakan kampus Gadjah Mada untuk memilih satu perwakilan mahasiswa sebagai presiden mahasiswa (presma), pemimpin BEM KM UGM. Bulan – bulan penghujung tahun menjadi momen yang istimewa dengan adanya persiapan – persiapan yang dilakukan oleh masing – masing partai untuk mengusung kandidat calon presiden juga berbagai persiapan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) untuk menyukseskan Pemira dan puncaaknya tiba saat masa pemilihan raya.

Memasuki bulan Desember aroma pesta demokrasi kampus Gadjah Mada semakin tercium. Agenda – agenda kampanye keliling fakultas dengan KPRM sebagai fasilitator menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa, mengingat kampus adalah miniatur dari sebuah negara. Dan proses belajar itu ada disini, di kampus Gadjah Mada. Agar saatnya nanti jika sudah waktunya terjun dalam masyarakat dan negara, paling tidak simulasinya sudah pernah didapatkan ketika masih berada di kampus. Dengan demikian, sudah seharusnya simulasi untuk pendidikan politik ini dikawal dengan sehat, sportif dan bermartabat.

Pemimpin merupakan sosok penting dalam sebuah lembaga atau oraganisasi. Seorang pemimpin-lah yang akan membawa bagaimana nasib lembaga dan masyarakat yang dipimpin ;  dengan program kerjanya, dengan totalitas kinerjanya.

Oleh karena itu, sebelum menentukan sebuah nama untuk dipilih sebagai pemimpin, alangkah lebih baiknya jika kita menempuh proses pengenalan dulu terhadap diri masing – masing calon.
 
      1. Kenali visi misinya
Visi dan misi merupakan goal yang ingin dicapai dari si pembuat visi dan misi tersebut. Oleh karena itu kita harus tahu capaian apa yang diinginkan oleh calon pemimpin kita. Apakah sesuai dengan kebutuhan? Apakah sejalan dengan keinginan masyarakat? Apakah realistis? Karena visi dan misi-lah yang akan dijadikan sebagai spirit untuk totalitas mengabdi --sebuah tujuan yang harus dicapai        
     
       2. Mencari tahu track record-nya
Jejak perjalanan masa lalu dari seorang calon pemimpin sangat dapat dijadikan sebagi pertimbangan dalam memilih. Rekam jejak organisasi atau kepanitian yang telah diikuti dapat diijadikan parameter keprofesionalannya dalam memimpin, kepiawaiannya dalam menyikapi masalah secara baik dan luwes. Karena sudah tentu dalam berbagai macam kegiatan organisasi atau kepanitian yang diikuti otomatis telah menempa dirinya menjadi orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan amanah, terbiasa dalam memimpin, dan berujung pada sebuah pembentukan mental dan kepribadian pemimpin sejati.
      
       3. Kenali pribadinya
Kepribadian natural yang tidak dimanipulasi dengan berbagai macam kepalsuan adalah kepribadian yang dimiliki oleh seorang pemimpin sejati. Orang baik yang sebenarnya akan tetap dinilai baik oleh orang lain tanpa harus mendeklarasikan dan menyatakan bahwa dirinya adalah orang baik.

   Melihat kebaikan pribadi seseorang sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan melihat kebiasaan dia (calon – calon pemimpin kita) berhubungan dengan Pencipta-Nya.  Bagaimana kesahariannya dalam mengamalkan ajaran agama, sikapnya, tingkahnya, perilakunya sudah tentu juga akhlaknya. Sudah menjadi hal lumrah (bahkan memang begitu adanya) ketika seseorang sudah berhubungan dekat dengan Tuhan-Nya, maka dia akan bertindak baik terhadap sesamanya, berperilaku baik kepada sesamanya karena hal tersebut merupakan bentuk ketaatan dari seorang hamba kepada PenciptaNya.
    Mencari tahu kepribadian seseorang dapat juga dilakukan dengan mengetahui siapa saja teman – teman baiknyanya dan bagaimana pula akhlak teman – teman baiknya

“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Sukseskan PEMIRA 2013 dengan capresma nomor urut  1 Dzikri Asykarullah (FISIPOL 2010), dan capresma nomor urut 2 Adhitya Herwin (F.Pertanian 2010). Bukan untuk tidak tau, atau bahkan untuk pura – pura tidak tahu. Ayo peduli, kenali calon – calon presiden mahasiswamu. Mari berpartisipasi, dan katakan tidak untuk tidak memilih!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar