CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 17 April 2014

Perempuan itu mandiri


Karena kita tidak pernah bisa sepehunya bergantung kepada orang lain. Benar - benar tidak akan pernah bisa.
Ada waktu yang tidak pernah bisa ditebak kapan berhentinya, ada pergiliran yang entah sampai kapan terus berjalan, kondisi yang tidak terprediksi.
Saya sepakat bahwa kemandirian itu harus sejak dini. Melepas jerat ketergantungan dan belenggu ‘menyusahkan’ orang lain.
Apalagi perempuan. Perempuan itu harus kuat, harus tegar, harus mandiri. Bukan asal ‘menunggu’ segala sesuatu bagian nanti dari suami.
Karena kita tidak pernah tau, esok apa yang akan terjadi. Lusa apa yang akan datang atau pergi.
Perempuan itu kuat, perempuan itu mandiri. Tidak boleh menye - menye :D
Mumpung masih ‘sendiri’, ayo berlatih jadi perempuan yg bisa diandalkan, bukan cuma bisa mengandalkan! Bukan hanya tentang finansial. Mandiri itu luas.
Semangat mandiri! :)

Selasa, 11 Februari 2014

Memang Kamu

Kamu memang susah dan memang tidak bisa mentolerir kesalahan. Sebab itu aku mengerti bahwa sulit sekali kamu percaya dengan orang lain. Mengambil alih “pekerjaan – pekerjaan fatal” sudah jelas menjadi hobi kamu, karena kamu terlalu khawatir, karena kamu terlalu takut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah kamu konsep-kan. Merelakan diri mengampu fungsi lain kamu sepakati, karena kamu ingin memenuhi standar kesempurnaan yang telah kamu buat.

Bisa saja di depan orang lain atau orang yang melakukan kesalahan kamu akan berusaha menetralkan wajah, mencoba biasa dengan gaya bicara yang santai untuk mengesankan bahwa semuanya “baik – baiik” saja. Tapi ternyata, sandiwara kamu itu tidak pernah bisa sempurna. Mata kamu berbicara, wajah kamu bercerita. Dan perlahan aku mulai mengenali bagaimana itu, kamu.
Kamu yang bersibuk diri dengan memikirkan bagaimana hari esok saat pekerjaan kamu harus dipresentasikan. Hati kamu berisik dengan ketidaktenangan, jiwa kamu gaduh dengan kegelisahan. Kamu mudah sekali mengomentari segala sesuatu yang tidak bisa bersepakat dengan selera kamu. Kamu kejar, berusaha mencabut ganjalan yang telah menyumbat ketenangan di hati kamu.

Kamu sulit percaya, dan jatuhnya kamu takut dikecewakan. Imbasnya kamu tidak “berharap lebih” atau  “berharap banyak” pada orang lain. Kamu menanggapinya dengan santai kadang berujung pada candaan. Sekedar itu. Karena kamu takut dengan yang namanya kecewa setelah berharap lebih.
Kamu kerjakan sendiri, lantas jika memang harus melepas kamu biarkan sesuatu dikerjakan orang lain asal tidak sesuatu itu yng tidak “berbahaya” di mata kamu.

Baiklah, aku cukup mengerti. Aku tau, saat ini kamu sedang kecewa. Kamu sedang melepas kepercayaanmu pada orang lain karena kamu tidak bisa menyelesaikannya sendiri.

Kamu bilang itu karena karakter golongan darah A, golongan darah kamu.

Hei, aku juga A. 

Senin, 10 Februari 2014

Jangan - jangan

Dan dia masih saja lelap dalam tidur
Merangkai mimpi - mimpi indah
satu dua episode dilewati dengan senyum bahagia
Indah.. yang terlihat adalah hamparan bunga wangi, sungai mengalir jernih
Indah.. yang terasa adalah semilir angin sejuk yang membelai rambut, menerpa wajah halus

Dan dia masih saja asyik dengan dirinya
Sibuk melayani, menuruti apa yang dimau
Mengejar apa saja yang diinginkan
Masa bodo dengan orang sekitar
Yang penting AKU dan seluruh kepentinganku
Hingga dirinya tak-kan pernah selesai dan berdamai dengan dirinya sendiri


Dia yang terlelap, dia yang asyik sibuk sendiri
Jangan - jangan itu adalah aku.

Kamis, 06 Februari 2014

Gerimis..

Saat kita pertama kali bersua dalam kondisi tidak saling kenal
Jangankan makanan kesukaan, nama lengkap-pun kita tak saling tahu

Lalu amanah menyatukan kita...
Susah payah kita menyesuaikan, susah payah kita menyelaraskan
Basa - basi, hingga bentur - benturan pendapat biasa terjadi
Namun, pada akhirnya..
Jangankan makanan kesukaan, kebiasaan - kebiasaan kecil-pun kita sudah saling tahu

Duhai, bukankah suatu kenikmatan maha dahsyat 
ketika kita dibersamai oleh orang - orang baik?
Bukankah suatu kebahagiaan?
Saat kita lelah ada yang menyemangati..

Waktu.. berjalan bahkan berlari selalu cepat.
Kadang terimbangi, tapi seringnya sulit.

Kalian seperti gerimis..
Jatuhnya perlahan dan hati hati..
Kalian sudah jatuh di hati ini

Terimakasih, semoga amanah yang telah kita tunaikan menjadi pemberat kebaikan yang akan mempertemukan kita di surgaNya kelak.

6-2-2014

Selasa, 04 Februari 2014

Kehilangan...

Perempuan itu kembali mengulang mengingat wajah seseorang yang baru saja disebutkan namanya. Yang mana ya? yang mana? yang seperti apa? Jelas, pasti pernah bersua dan walau sedikit pasti pernah bicara.
Diselingi aktifitas lainnya, tak kunjung bisa menghadirkan guratan wajah seseorang yang tengah dipikirkannya. Namanya hanya samar terdengar. Entah dia pernah mengenalnya atau belum, tapi bisa jadi nama itu pernah terdengar.

Semakin larut, semakin dia membaca segala tumpahan kesedihan memenuhi beranda dunia maya. Satu persatu menuliskan begitu banyak kebaikan yang tercermin darinya, menulis kenangan indah bersamanya. Doa - doa yang terus mengalir deras isyaratkan kesediah mendalam atas kepergian seorang yang teramat baik, pengharapan tulus agar Allah senantiasa merengkuh dan memeluknya dalam dekapan cintaNya. Ya Allah, beliau yang mana? wajahnya seperti apa? Perempuan itu yakin bahwa dia pernah berjumpa.

Seperti ada yang hilang...
Dengan suasana terus memutar memori lampau. Apakah dia pernah ada? Pasti pasti pasti pernah ada, hatinya meyakinkaan. Kepayahan perempuan itu dalam mengingat nama dan wajah kali ini teramat disesalinya. Kehilangan...
Hilang yang tercipta karena pernah ada rasa memiliki, rasa telah bersama...

Langit mendung, disusul gerimis yang merintik...
Apakah gerimis tau, bahwa banyak air mata yang mengalir pada anak sungai kehilangan? Kemudian gerimis menutupi, menyamarkan seolah ingin memberikan ketegaran dan kekuatan. 
Rabb.. bahkan perempuan itu masih saja sulit mengeja wajahnya, sulit. Dan waktu tetap saja dengan angkuhnya berjalan, membersamai bahkan meninggalkan yang juga sedang berjalan. Masa itu kini tiba saatnya. Lemas, bergetar, tetes tetes air mata yang menyisakan tangisan sendu yang terus mengisak.

Satu - persatu orang mulai berdatangan. Semakin banyak, semakin banyak dan terus bertambah. Sementara ada yang beratangan untuk menyolatkan, mendoakan, khusyuk membacakan Al-Qur'an dan aktifitas lainnya yang sungguh teramat menggetarkan. Semua rasa berbaur. Membayang betapa sholihahnya sesosok manusia yang bayangannya masih sulit tereja.
Lihatlah, begitu banyak orang yang ingin mengantarkanmu... mendoakanmu, menangisi kepergianmu. Perempuan itu yakin, bahwa itu adalah efek dari kebaikan dan kesholihan yang selalu menghiasi di setiap gerak  geriknya.

***

Perempuan itu saya mbaa... dan saya sekarang ingat nama Mba, wajah Mba yang teduh dan selalu ramah dengan adiknya. Wajah mba nggak asing. Ah, betapa parahnya saya, padahal kita pernah sama - sama di MIPA, pernah di KMFM. Ini seperti penyakit mba.. saya susah ingat wajah dan nama orang lain kalau jarang bertemu...
Semua ramai ramai membicarakan kebikan Mba, mengagumi Mba.. termasuk saya.
Merinding Mba rasanya ketika melihat begitu banyak teman - teman bahkan orang - orang yang mungkin belum pernah kenal dengan Mba, menghantarkan ke peristirahatan Mba. Mereka menangis kehilangan, mereka khusyuk tulus mendoakan Mba agar ditempatkan pada tempat yang terbaik dalam rengkuhan-Nya.. 
Situasi yang mengingatkan, bahwa hidup di dunia hanya sebentar. Dan sebentar itu adalah bekal untuk kembali pulang. Dan mba sudah sangat siap pulang dengan bekal yang telah Mba bawa. Sungguh orang baik yang akan diakhirkan dengan baik pula oleh-Nya.
Mba, maafkan saya karena sempat sulit mengingat keteduhan wajah Mba. Maka biarkan saya memperbaiki, dengan seksama memandangi wajah mba di syurga nanti. Semoga.. insya Allah..

Ya, ini mba Anissah Dini J.

Ya Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlahdia, baguskanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah ia denganair, salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa dan kesalahan sebagaimana kainputih dibersihkan dari kotoran. Jadikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya,pasangan yang lebih baik dari pasangannya, masukkanlah ia ke dalam sorga danlindungilah ia dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah ia dalam kuburnyadan berilah ia cahaya di dalamnya.(HR. Muslim)

Klaten... Ahad,  2 Februari 2014

My First Climb#1 | Mula Mula

Alhamdulillah.. entah ini adalah impian keberapa yang pernah saya tulis, dan Allah wujudkan.
Terdengar aneh dan mungkin bagi beberapa orang adalah kegiatan yang "malesin" "ngapain sih?" "cari capek" dan lain lainnya untuk ukuran perempuan lagi. Seorang teman juga sempat bertanya : "Emang kosannya udah nggak nyaman ya? sampai mau pergi ke gunung segala."

Bukan, bukan... kehidupan saya di tanah yang biasa masih terlampau nyaman dan menyenangkan. Alhamdulillah, makan dengan mudah, minum dengan keberlimpahan air, tidur nyenyak di atas kasur, kemana  mana masih bisa naik motor atau angkutan,  masih bisa berlindung saat hujan maupun terik. Dan... saya ingin mencoba hal baru, pergi ke suatu tempat yang "sesuatu". Muncak. Dan Gunung Sumbing menjadi pilihan.. Januari 2014. Saya yang ribut minta ikut muncak ke mba Fadhil dan Adam

***

Gunung Sumbing dengan ketinggian 3.371 mdpl merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah gunung Slamet, berada di tiga lingkup wilayah kabupaten, yaitu : Wonosobo, Temanggung dan Magelang. Gunung ini berhadapan dengan Gunung Sindoro yang dikenal sebagai gunung kembar. Nah, jalur daki yang tim saya pakai adalah dimulai dari basecamp yang ada di Desa Butuh, Dusun Garung, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo Jawa Tengah, kurang lebih 3 sampai 4 jam perjalanan dari kota Jogja.

***
Sebagai pemula tentunya agak riweuh mikirin persiapan nanana nya, apa saja yang harus dibawa, dipersiapkan. Sebenarnya udah lama saya mengagendakan untuk naik gunung, dulu sempat mau naik Merapi, tapi membatalkan diri gegara sebelumnya cedera bahu (deuh bahasanya) dan harus terapi 4x di Sardjito. Hoho yasudah..
Sempat diwanti - wanti sama mba Fadhil dan Adam kalau lebih baik sebelum muncak ada persiapan fisik dulu, semacam jogging paling tidak sehari 15 menit, biar kaki nggak kaget dan karena Sumbing ini tinggi banget. Dan.. apa yang saya lakukan? Ehehe... ampun mbaa, ampunn Dam, saya hanya bertahan melakukannya beberapa hari (doang), paling 3 hari-an. Duh, bahkan saya lebih seneng jalan - jalan di pasar Beringharjo dan jalan Solo sambil nyari kain (sama - sama latihan kaki kan? *gubrak).
Dua hari menjelang keberangkatan, kita ngadain briefing dulu di Balairung, untuk transfer informai peralatan dan perlengkapan apa saja yang harus dibawa.
Oke, singkat cerita kepala suku (Adam) pura - puranya datang tepat waktu dari janji-nya setelah kita tunggu lamaaaa dan ngasih tau perbekalan apa saja yang harus kita bawa.. ini dia perlengkapan yang harus dibawa :

Bawaan pribadi
1. Mantel pribadi lengkap sampai bawah
    Saya merekomenasikan untuk akhwat mending bawa mantel yang biasa aja (yang bawahnya celana) nggak masalah nanti tetap pakai rok, celana mantel di posisi dalam.. Gunanya biar nggak ribet dan nyrimpet :)
2. Jaket hangat
    Jaket gunung loh ye, bukan jaket organisasi atau jaket lembaga yang biasa di kampus. Karena seriuss dingin banget
3. Sarung tangan dan kaos kaki
    Bawa lebih dari sepasang. Antisipasi kalau nanti basah atau kena hujan. Akhwat perhatikan bawaan kaos kaki, ini penting banget. Jangan sampai kita kehabisan dan bertahan dalam kedinginan. Hehe. Kalau saya bawa 2 pasang kaos tangan dan  4 pasang kaos kaki, sepasang udah dipake. Insya Allah cukup :)
4. Sandal /  sepatu
    Kalau saya pilih sandal gunung aja, kalau basah bisa langsung kering kakinya (karena terbuka dibandingkan sepatu), oh iya cek dulu bagian alas belakang sepatu atau sandalnya pastikan bagian belakang alas masih bergerigi (biar nggak licin).
5. Tas ransel bukan tas jinjing (1 saja)
    Lebih enak pake carrier deh serius. Kalau kata Adam, carrier itu bikin enteng. Tapi bagi saya sama aja sih berat. Hehe tapi lebih mending, lebih enak aja di punggung.
6. Obat obatan pribadi
    Semacam minyak kayu putih, obat luka, plester, dan obat obatan yang biasa dibutuhkan
7. Satu stel baju ganti. Nanti ditaroh di basecamp aja, buat ganti baju untuk perjalanan pulang :)
8. Benda - benda tambahan yang dirasa penting, semacam tisu basah/kering, handsanitizer, dsb

*Akhwat, saya saranin pake kerudungnya yang langsungan aja (bukan yang segi 4) tetep panjang menutup dada, pake kaos panjang dan roknya yang lebar, nggak kepanjangan (nanti nyrimpet) dan nggak kependekan juga. Pakai dalaman celana panjang yang nggak ketat dan lebih baik berwarna gelap (eman - eman kalau kotor). Pakai manset juga, biar hangat. Hehe..

Peralatan
1. Senter
    Kalau bisa yang terang, medan susah licin dan terjal apalagi kalau berangkat malam. Butuh cahaya dan konsentrasi ekstra nih.. Hehe
2. Matras/ sleeping bag
    Kalau memungkinkan mending bawa dua duanya deh. Kemarin saya cuma bawa matras, dan susah banget tidur karena menggigil kedinginan. Kalau pakai keduanya insya Allah bisa lebih hangat dan nyaman.

Peralatan Tim
2 tenda, 2 kotak korek api kayu, kompor + gas, satu panci, sendok dan yang nggak kalah penting adalah.... KAMERA. Hehe

Minuman dan makanan
1. 3 botol air mineral @1,5 liter (ini aja udah berat T.T)
2. 3 Mie instan. Mending bawa yang rebus deh, soalnya nanti  bakal dicampur jadi satu masaknya jadi mie rebus, nggak peduli asalnya mie goreng atau rebus dengan rasa macem - macem. Ngebayang? Hihi
3. Roti 6 sisir
4. Gula jawa (secukupnya) untuk stamina >> katanya
5. Madu
6. Cokelat
7. Susu

Tansport dan lalalalala
Ini nih, kita agak keren dikit.. Berangkat ber - 10, 2 ikhwan 8 akhwat. Yeh, isinya jadi ibu - ibu rumpi :D Karena banyak akhwatnya kita pilih berangkat naik mobil, inova. Nyewa lah.. hehe sebenernya naik motor juga nggak masalah sih, cuma khawatirnya ibu - ibu kecapekan sebelum muncak -_-"
Baris pertama diisi oleh 2 ikhwan. Baris kedua dan  ketiga uuntuk ibu - ibu masing - masing baris 4 orang. Seriuss agak maksa, dan kita bertahan nyempil - nyempilan selama perjalanan dari Jogja sampai basecamp di Wonosobo. Hoaha.. pegel.
Biaya muncak itu sebenarnya murah, tiket masuk Sumbing itu nggak mahal nggak sampai puluhan ribu. Berapa ya? 3000an kalau nggak salah (CMIIW), terus sewa mobil 2 hari dan bensin dibagi banyak, sewa peralatan tim (tenda, sama kompor gas). Udah itu aja.. Biaya muncak Sumbing kali ini per orang habis Rp 114.000 Sebenernya bisa lebih murah kalau nggak pake sewa mobil. Hehehe.. Gapapa deh, gaya gayaan :p dan demi kenyamanan.
Tempat penyewaan alat alat mendaki (semacam carrier, matras, sleeping bag, tenda, kompor dll) di sekitar kampus UGM ada di jalan depan Fak Kehutanan, dan ada juga di depan Fak Peternakan.

***
2 hari sebelum keberangkatan, amat keterlaluan yang baru saya punya cuma sandal gunung,kaos kaki,  dan baju ganti, lainnya nggak punya T.T parah. Singkat cerita, di H-1 saya baru usaha cari - cari kesana kemari dan belanja makan minuman yang harus dibawa. Rasanya kayak orang linglung -__-". Sampai H-beberapa jam keberangkatan ada benda yang belum saya dapat, Jaket Gunung. Dan akhirnya saya dipinjami juga. Semua - mua pinjam, nggak ada yang nyewa. Keren kan? Hhihi (pinjamnya agak maksa sih)

Ada quote menarik dari Adam, disampaiikan saat briefing, kurang lebihnya begini :
"Jangan jadikan puncak sebagai tujuan saat mendaki. Puncak itu hanya bonus. Tapi kembali dengan selamat ke kehidupan dan tempat yang biasa kita jalani adalah tujuannya."
Dan satu lagi yang agak horror, tapi memang benar adanya :
"Mendaki gunung itu butuh keikhlasan dan kepasrahan yang tinggi terhadap Allah. Kita harus siap, barangkali memang disana akhir kita... ya sudah. Karena akhir hidup seseorang memang sudah ditulis di lauh mahfudz. Nggak bisa ditawar."

Alhamdulillah.. pengalaman muncak pertama saya dibersamai sama orang - orang baik, sholih sholihah,, Jadi lebih adem deh.. :)
Iya itu mula mula persiapan pendakian pertama.
Mau tau saya berangkat dengan siapa aja? Mau tau gimana serunya mendaki? gimana nikmatnya tidur sambil dijatuhi rerintik gerimis? Serunya berjalan di samping jurang?

Tunggu kisah selanjutnya di My First Climb#2 :3

*njuk jarinya udah pegel.. hehe

***End of The First Edition***

Selasa, 21 Januari 2014

S e p a t u

Aku sang sepatu kananKamu sang sepatu kiriKu senang bila diajak berlari kencangTapi aku takut kamu kelelahanKu tak masalah bila terkena hujanTapi aku takut kamu kedinginanCinta memang banyak bentuknyaMungkin tak semua bisa bersatu-Tulus, SEPATU-
Lirik yang unik..

Yap, kadang kita terlalu bersemangat. Semangat yang meledak - ledak. Dan ada hal yang berasa "menghalangi" kita. Kita takut yang berada di sebelah kita lelah duluan, khawatir yang di sebelah kita merasa keberatan dan kesulitan. Akhirnya kita memilih kalimat "iya, tidak apa - apa biar saya saja". Jauh mengkhawatirkan orang lain, tapi kita justru takut untuk mengkhawatirkan diri sendiri.

Saya mengkhawatirkan kamu..
Tapi semoga kita tidak ditakdirkkan seperti sepatu, yang selalu bersama tapi tak bisa bersatu..
Hey, nyatanya kita selalu bersatu walau tak selalu bersama. Iya kan? :)
Mulai sekarang, kita lari sama - sama hujan - hujanan sama - sama. Saat salah satu diantara kita lelah, maka salah satu diantara kita juga yang akan menyemangati. Bagaimana? Sepakat?
Cinta memang banyak bentuknya, tak semua bisa bersatu. Tapi semoga kita bisa^^
Iya, kamu. :D

Jumat, 10 Januari 2014

Semakin mengerikan

Ngebayang kalau semua lagu yang liriknya "mengerikan" diijabah sama Allah, bakal gimana jadinya..
Semacam lagu yang minta di lumpuhkan ingatannya kemudian bayangan tentang seorang yang kita kenal di hilangkan. Serius mau seperti itu beneran? Bukannya kalau nanti dikabulkan bakal repot jadinya?
Mendengarkannya saja saya sudah takut, apalagi kalau harus menyanyikannya... Bukankah kata - kata adalah doa?

Lagi  - lagi ini jadi salah satu tugas perempuan sebagai madrasah pertama anak  anaknya..
Semoga semakin baik yaaaa

Kamis, 09 Januari 2014

Sore kemarin

Selepas waktu ashr, saya menemani seseorang. Mengantarnya menuju suatu tempat --RSIA. Disana saya dipertemukan dengan bayi mungil yang belum ada 24jam menghirup udara bumi. Bayi perempuan,cantik. Sehari sebelumnya, saya juga sempat menemaninya menunggui seseorang. Dihari kemarin itu sempat juga saya menyaksikan beberapa petugas medis (entah bidan atau perawat) dengan tangan berdarah darah membawa peralatan medis -- saya sebut itu gunting. Saya nekat berada di ruang bersalin, tapi bukan di dalam kamar petugas medis mengambil tindakan, cuma di selasar. Seru juga melihat mereka (petugas medis) berlari - lari sigap dan cekatan.
Sorenya di sebuah tempat makan tak jauh dari area kampus, seseorang itu mulai bicara tentang bagian dari kehidupan. Dan bagi saya, itu adalah tema yang masih jauh -- sepertinya masih menggantung di langit. Sambil memainkan gulungan kwetiau di piring, saya mendengarkan apa yang beliau katakan, jelas.

"May, tau nggak.. kadang kita ada pada suatu kondisi ; saat kita merasa belum siap, belum sanggup, belum matang tapi itu harus terjadi dan harus segera dijalani?"

Satu demi satu kata terus diucapkannya, sesekali saya hanya menimpali :
"Oh..."
 "Iya sih..."
"Oh, gitu ya mba?"

Dan kalimatnya semakin mengerucut pada satu kata "pernikahan"..
Beliau mengingatkan saya, dengan usia yang semakin bertambah seharusnya kita sudah membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang.
"May, rencananya kapan?"
Saya cuma bisa nyengir kemudian geleng - geleng.. "Belum tau mba, saya malah belum kepikiran.."

Sore itu saya diingatkan, tentang banyak hal ; betapa petugas medis adalah salah satu pekerjaan mulia, Tentang sebuah kelahiran.. tau bagaimana perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya. Dan.. rancangan baru untuk mulai menyiapkan, walau sebenarnya sampai detik saya menuliskan ini --saya masih ngawang harus memulainya bagaimana dan darimana. Saya ingat, beliau bilang :
"Berarti harus dimulai cari ilmunya ; kajian dan baca - baca. Walau sebenarnya kita tidak tau dia akan datang cepat atau lambat. Kewajiban kita adalah mempersiapkan.."

Semakin berlanjut, saya semakin merasa seperti anak kecil yang masih suka makan permen dan eskrim dengan belepotan. Beliau begitu matang mempersiapkan hidupnya.
Lalu saya? Kemana saja?

Pilihan

Pernah bingung saat harus memilih? Bahkan menyepadankan warna baju saja kebanyakan orang suka bingung.
Pernah bingung saat harus memilih? Di persimpangan jalan, sesekali dihadapkan dengan kebingungan mau ambil kanan,kiri, atau lurus apalagi jika tak tau arah dan memegang kendali peta..
Bermacam latihan dalam memilih "pemilihan sederhanya" bukankah seharusnya telah menjadi "pemanasan" bagi kita untuk bersikap saat harus menentukan pilihan yang lebih rumit?
Betapa seringnya kita menggerutu dengan wujud pilihan yang ada di depan mata kita -- yang semuanya kita izinkan layak untuk dipilih. Lalu bagaimana?

Semakin digit usia berganti untuk bertambah saat kebutuhan semakin meningkat dan permintaan yang semakin spesifik, maka seharusnya itulah yang membuat kita semakin dewasa dalam memilih, semakin matang dalam menentukan, semakin bijak dalam melepas atau mempertahankan.
Jadilah jiwa - jiwa yang matang dalam memposisikan diri untuk menentukan mana yang benar, mana yang layak dan mana yang baik.

Bersyukurlah jika masih diberikan kesempatan dalam memilih, walau seringnya pilihan - pilihan tersebut kita sendiri yang telah menciptanya. Merasa beruntunglah saat dijumpakan pada banyak pilihan, karena di luar sana ternyata banyak sekali orang yang sama sekali tidak punya pilihan dalam hidupnya. Dan banyak juga orang yang tidak berani membuat pilihan dalam kesempatan hidup.


Jogja,    Januari 2013

Senin, 06 Januari 2014

Sisa luka kemarin

Sudah dua pekan lewat lima hari setelah kejadian beraspal terjadi. Kejadian saat lutut membentur badan jalan. Ya... mungkin Allah ingin mengingatkan agar saya memperbanyak sujud, memfungsikan lutut untuk bertemu tanah -- dalam sujud.
Rabu, 18 Desember 2013. Sejak saat itu sampai sekitar 15 hari saya sholat dalam duduk. Tdak ada kening yang menjumpa sajadah. Tidak ada punggung yang merata saat posisi ruku'. Apalagi posisi duduk dengan kaki saling tekuk. Mengerjakan semuanya dengan posisi kaki kiri yng lurus tidak tertekuk.

Ternyata.. jatuh itu sakit..
Sudah beberapa kali mengalami (kecelakaan) di jalan raya. Dan setiap itu pula saat kejadiannya berasa gelap. Dan biasanya saya lupa dengan proses dan posisi badan saat jatuhnya... Dan hal tersebut terjadi lagi, semoga itu yang terakhir..

Beberapa orang tau niatan saya menyeberang jalan itu untuk apa. Dan saya menyesalinya. Ah Allah, seandainya tidak ada satu orang-pun yang tau. Dan yang tau hanya Engkau, serta malaikat dan penduduk langit saja yang tau. Mungkin saya akan jauh lebih senang dan lebih tenang. Sejujurnya saya tidak mau jika poin - poin itu harus berkurang..

Sisa luka kemarin...
Mengingatkan saya tentang arti bersyukur dalam segala macam kondisi
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang arti bersabar dalam melakukan segala aktifitas walau berjalan dengan ketidaksempurnaan
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang arti ikhlas  dalam melakukan sebuah amalan
Sisa luka kemarin...
Mengingatkaan saya, bahwa perjuangan itu berat adanya.. dibandingkan dengan orang orang sholih terdahulu, maka itu belum seberapa.
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang kokohnya ukhuwah. Mereka datang, dengan merasakan bahwa saudara seimannya adalah bagian dari diriny sendiri

Sisa luka kemarin.... masih membekas berwarna pink..
Mengingatkan saya pada seseorang, bahwa bencinya harus dibalas dengan cinta
Mengingatkan saya pada seseorang, tentang balasan cinta (hadiah) untuknya yang belum sempat tersampai
Mengingatkan saya pada seseorang, bahwa dia dan mereka yang (mungkin) mmembenci kami adalah saudara kami juga.

Sisa luka kemarin.. yang masih membekas.
Mungkin itu adalah kenang - kenangan pengingat bahwa semua orang berhak untuk menjadi baik dan menjadi lebih baik. Tidak boleh dibenci, tidak boleh dicaci. Yang boleh hanya... mengingatkan, mengajak dan mendoakan untuk sama - sama berjalan di jalan yang benar..

Jogja 5 Januari 2013
Semoga kami selalu ada dalam berkahMu..

Kadang


Kadang, kita perlu pergi jauh untuk tau siapa yang kita rindukan dan siapa yang merindukan kita
Kadang, kita perlu menangis untuk tau siapa yang akan mengapus air mata kita
Kadang, kita perlu berdiam untuk tau siapa yang akan pertama kali mengajak kita bicara

Kadang, kita juga perlu tau, mendengar, melihat dan merasakan
Kadang mereka juga melakukan demikian -- terhadapmu.

.:Jogja,   Januari 2013:.
Kadang - kadang aku iri dengan pelangi, tapi lebih iri lagi dengan udara yang selalu membersamainya

Kalau Hilang Kekuatan

Malam pekat, tanpa adanya bintang dan rembulan ; bintang dan rembulan adalah kekuatan
Sungai mengering, tanpa adanya aliran atau air yang mendiami tempatnya ; air adalah kekuatan
Hubungan ibu dan anak hambar, tanpa ada pautan cinta dan kasih sayang ; cinta dan kasih sayang adalah kekuatan.
Saat hidup terasa sulit menghimpit, tanpa adanya bahagia ; bahagia adalah kekuatan.
Saat melepas begitu berat, tanpa adanya kerelaan ; kerelaan adalah kekuatan.
Dan, hidup menjadi datar, tanpa adanya sebuat visi, mimpi dan cita - cita. Ya, visi mimpi dan cita - cita adalah KEKUATAN

Saat hilang kekuatan, kita hanya ikut mengalir saja -- menyerah terbawa arus. Tak ada geliat untuk melawan untuk menentang menerjang arus.
Saat kita hilang kekuatan... semuanya bisa terasa datar, landai bahkan parahnya akan terjadi kefatalan dalam kehidupan di dunia -- tempat singgah kita yang sebentar.
Lalu, mau kau kemanakan KEKUATANmu?
Mintalah untuk selalu dikuatkan...