CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 21 Januari 2014

S e p a t u

Aku sang sepatu kananKamu sang sepatu kiriKu senang bila diajak berlari kencangTapi aku takut kamu kelelahanKu tak masalah bila terkena hujanTapi aku takut kamu kedinginanCinta memang banyak bentuknyaMungkin tak semua bisa bersatu-Tulus, SEPATU-
Lirik yang unik..

Yap, kadang kita terlalu bersemangat. Semangat yang meledak - ledak. Dan ada hal yang berasa "menghalangi" kita. Kita takut yang berada di sebelah kita lelah duluan, khawatir yang di sebelah kita merasa keberatan dan kesulitan. Akhirnya kita memilih kalimat "iya, tidak apa - apa biar saya saja". Jauh mengkhawatirkan orang lain, tapi kita justru takut untuk mengkhawatirkan diri sendiri.

Saya mengkhawatirkan kamu..
Tapi semoga kita tidak ditakdirkkan seperti sepatu, yang selalu bersama tapi tak bisa bersatu..
Hey, nyatanya kita selalu bersatu walau tak selalu bersama. Iya kan? :)
Mulai sekarang, kita lari sama - sama hujan - hujanan sama - sama. Saat salah satu diantara kita lelah, maka salah satu diantara kita juga yang akan menyemangati. Bagaimana? Sepakat?
Cinta memang banyak bentuknya, tak semua bisa bersatu. Tapi semoga kita bisa^^
Iya, kamu. :D

Jumat, 10 Januari 2014

Semakin mengerikan

Ngebayang kalau semua lagu yang liriknya "mengerikan" diijabah sama Allah, bakal gimana jadinya..
Semacam lagu yang minta di lumpuhkan ingatannya kemudian bayangan tentang seorang yang kita kenal di hilangkan. Serius mau seperti itu beneran? Bukannya kalau nanti dikabulkan bakal repot jadinya?
Mendengarkannya saja saya sudah takut, apalagi kalau harus menyanyikannya... Bukankah kata - kata adalah doa?

Lagi  - lagi ini jadi salah satu tugas perempuan sebagai madrasah pertama anak  anaknya..
Semoga semakin baik yaaaa

Kamis, 09 Januari 2014

Sore kemarin

Selepas waktu ashr, saya menemani seseorang. Mengantarnya menuju suatu tempat --RSIA. Disana saya dipertemukan dengan bayi mungil yang belum ada 24jam menghirup udara bumi. Bayi perempuan,cantik. Sehari sebelumnya, saya juga sempat menemaninya menunggui seseorang. Dihari kemarin itu sempat juga saya menyaksikan beberapa petugas medis (entah bidan atau perawat) dengan tangan berdarah darah membawa peralatan medis -- saya sebut itu gunting. Saya nekat berada di ruang bersalin, tapi bukan di dalam kamar petugas medis mengambil tindakan, cuma di selasar. Seru juga melihat mereka (petugas medis) berlari - lari sigap dan cekatan.
Sorenya di sebuah tempat makan tak jauh dari area kampus, seseorang itu mulai bicara tentang bagian dari kehidupan. Dan bagi saya, itu adalah tema yang masih jauh -- sepertinya masih menggantung di langit. Sambil memainkan gulungan kwetiau di piring, saya mendengarkan apa yang beliau katakan, jelas.

"May, tau nggak.. kadang kita ada pada suatu kondisi ; saat kita merasa belum siap, belum sanggup, belum matang tapi itu harus terjadi dan harus segera dijalani?"

Satu demi satu kata terus diucapkannya, sesekali saya hanya menimpali :
"Oh..."
 "Iya sih..."
"Oh, gitu ya mba?"

Dan kalimatnya semakin mengerucut pada satu kata "pernikahan"..
Beliau mengingatkan saya, dengan usia yang semakin bertambah seharusnya kita sudah membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang.
"May, rencananya kapan?"
Saya cuma bisa nyengir kemudian geleng - geleng.. "Belum tau mba, saya malah belum kepikiran.."

Sore itu saya diingatkan, tentang banyak hal ; betapa petugas medis adalah salah satu pekerjaan mulia, Tentang sebuah kelahiran.. tau bagaimana perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya. Dan.. rancangan baru untuk mulai menyiapkan, walau sebenarnya sampai detik saya menuliskan ini --saya masih ngawang harus memulainya bagaimana dan darimana. Saya ingat, beliau bilang :
"Berarti harus dimulai cari ilmunya ; kajian dan baca - baca. Walau sebenarnya kita tidak tau dia akan datang cepat atau lambat. Kewajiban kita adalah mempersiapkan.."

Semakin berlanjut, saya semakin merasa seperti anak kecil yang masih suka makan permen dan eskrim dengan belepotan. Beliau begitu matang mempersiapkan hidupnya.
Lalu saya? Kemana saja?

Pilihan

Pernah bingung saat harus memilih? Bahkan menyepadankan warna baju saja kebanyakan orang suka bingung.
Pernah bingung saat harus memilih? Di persimpangan jalan, sesekali dihadapkan dengan kebingungan mau ambil kanan,kiri, atau lurus apalagi jika tak tau arah dan memegang kendali peta..
Bermacam latihan dalam memilih "pemilihan sederhanya" bukankah seharusnya telah menjadi "pemanasan" bagi kita untuk bersikap saat harus menentukan pilihan yang lebih rumit?
Betapa seringnya kita menggerutu dengan wujud pilihan yang ada di depan mata kita -- yang semuanya kita izinkan layak untuk dipilih. Lalu bagaimana?

Semakin digit usia berganti untuk bertambah saat kebutuhan semakin meningkat dan permintaan yang semakin spesifik, maka seharusnya itulah yang membuat kita semakin dewasa dalam memilih, semakin matang dalam menentukan, semakin bijak dalam melepas atau mempertahankan.
Jadilah jiwa - jiwa yang matang dalam memposisikan diri untuk menentukan mana yang benar, mana yang layak dan mana yang baik.

Bersyukurlah jika masih diberikan kesempatan dalam memilih, walau seringnya pilihan - pilihan tersebut kita sendiri yang telah menciptanya. Merasa beruntunglah saat dijumpakan pada banyak pilihan, karena di luar sana ternyata banyak sekali orang yang sama sekali tidak punya pilihan dalam hidupnya. Dan banyak juga orang yang tidak berani membuat pilihan dalam kesempatan hidup.


Jogja,    Januari 2013

Senin, 06 Januari 2014

Sisa luka kemarin

Sudah dua pekan lewat lima hari setelah kejadian beraspal terjadi. Kejadian saat lutut membentur badan jalan. Ya... mungkin Allah ingin mengingatkan agar saya memperbanyak sujud, memfungsikan lutut untuk bertemu tanah -- dalam sujud.
Rabu, 18 Desember 2013. Sejak saat itu sampai sekitar 15 hari saya sholat dalam duduk. Tdak ada kening yang menjumpa sajadah. Tidak ada punggung yang merata saat posisi ruku'. Apalagi posisi duduk dengan kaki saling tekuk. Mengerjakan semuanya dengan posisi kaki kiri yng lurus tidak tertekuk.

Ternyata.. jatuh itu sakit..
Sudah beberapa kali mengalami (kecelakaan) di jalan raya. Dan setiap itu pula saat kejadiannya berasa gelap. Dan biasanya saya lupa dengan proses dan posisi badan saat jatuhnya... Dan hal tersebut terjadi lagi, semoga itu yang terakhir..

Beberapa orang tau niatan saya menyeberang jalan itu untuk apa. Dan saya menyesalinya. Ah Allah, seandainya tidak ada satu orang-pun yang tau. Dan yang tau hanya Engkau, serta malaikat dan penduduk langit saja yang tau. Mungkin saya akan jauh lebih senang dan lebih tenang. Sejujurnya saya tidak mau jika poin - poin itu harus berkurang..

Sisa luka kemarin...
Mengingatkan saya tentang arti bersyukur dalam segala macam kondisi
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang arti bersabar dalam melakukan segala aktifitas walau berjalan dengan ketidaksempurnaan
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang arti ikhlas  dalam melakukan sebuah amalan
Sisa luka kemarin...
Mengingatkaan saya, bahwa perjuangan itu berat adanya.. dibandingkan dengan orang orang sholih terdahulu, maka itu belum seberapa.
Sisa luka kemarin..
Mengingatkan saya tentang kokohnya ukhuwah. Mereka datang, dengan merasakan bahwa saudara seimannya adalah bagian dari diriny sendiri

Sisa luka kemarin.... masih membekas berwarna pink..
Mengingatkan saya pada seseorang, bahwa bencinya harus dibalas dengan cinta
Mengingatkan saya pada seseorang, tentang balasan cinta (hadiah) untuknya yang belum sempat tersampai
Mengingatkan saya pada seseorang, bahwa dia dan mereka yang (mungkin) mmembenci kami adalah saudara kami juga.

Sisa luka kemarin.. yang masih membekas.
Mungkin itu adalah kenang - kenangan pengingat bahwa semua orang berhak untuk menjadi baik dan menjadi lebih baik. Tidak boleh dibenci, tidak boleh dicaci. Yang boleh hanya... mengingatkan, mengajak dan mendoakan untuk sama - sama berjalan di jalan yang benar..

Jogja 5 Januari 2013
Semoga kami selalu ada dalam berkahMu..

Kadang


Kadang, kita perlu pergi jauh untuk tau siapa yang kita rindukan dan siapa yang merindukan kita
Kadang, kita perlu menangis untuk tau siapa yang akan mengapus air mata kita
Kadang, kita perlu berdiam untuk tau siapa yang akan pertama kali mengajak kita bicara

Kadang, kita juga perlu tau, mendengar, melihat dan merasakan
Kadang mereka juga melakukan demikian -- terhadapmu.

.:Jogja,   Januari 2013:.
Kadang - kadang aku iri dengan pelangi, tapi lebih iri lagi dengan udara yang selalu membersamainya

Kalau Hilang Kekuatan

Malam pekat, tanpa adanya bintang dan rembulan ; bintang dan rembulan adalah kekuatan
Sungai mengering, tanpa adanya aliran atau air yang mendiami tempatnya ; air adalah kekuatan
Hubungan ibu dan anak hambar, tanpa ada pautan cinta dan kasih sayang ; cinta dan kasih sayang adalah kekuatan.
Saat hidup terasa sulit menghimpit, tanpa adanya bahagia ; bahagia adalah kekuatan.
Saat melepas begitu berat, tanpa adanya kerelaan ; kerelaan adalah kekuatan.
Dan, hidup menjadi datar, tanpa adanya sebuat visi, mimpi dan cita - cita. Ya, visi mimpi dan cita - cita adalah KEKUATAN

Saat hilang kekuatan, kita hanya ikut mengalir saja -- menyerah terbawa arus. Tak ada geliat untuk melawan untuk menentang menerjang arus.
Saat kita hilang kekuatan... semuanya bisa terasa datar, landai bahkan parahnya akan terjadi kefatalan dalam kehidupan di dunia -- tempat singgah kita yang sebentar.
Lalu, mau kau kemanakan KEKUATANmu?
Mintalah untuk selalu dikuatkan...